Direktur Keuangan Bank Raya (AGRO) Akhmad Fazri mengatakan, penambahan modal ini akan digunakan untuk penguatan permodalan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai ekspansi modal kerja dalam menyalurkan pinjaman maupun memperkuat pendanaan kepada segmen market yang baru, terutama segmen Gig Economy.
Segmen Gig Economy menargetkan nasabah gig worker yaitu pekerja informal seperti banking agent, pekerja lepasan, pekerja paruh waktu, dan lain sebagainya.
Selain itu, Perseroan juga diwajibkan untuk memiliki modal inti minimum paling sedikit Rp3 triliunberdasarkan Peraturan OJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum ("POJK No. 12/2020").
"Aksi korporasi ini diharapkan semakin mengukuhkan aspirasi kami untuk menjadi digital attacker BRI Group bagi fintech dan gig economy di Indonesia, dengan terus mengembangkan produk, fitur, dan layanan bank digital yang mampu memberikan nilai tambah lebih besar kepada masyarakat, serta memperluas ekspansi dalam penyaluran pinjaman digital untuk mendukung produktivitas para pelaku usaha di Indonesia," ujar Fazri dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat, 2 Desember 2022.
Selain itu, Perseroan juga diwajibkan untuk memiliki modal inti minimum berdasarkan Peraturan OJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Aksi korporasi rights issue yang digelar merupakan komitmen perseroan demi memenuhi modal inti minimum Rp3 triliun pada 2022. Adapun, hingga kuartal III/2022 modal inti AGRO Rp 2,07 triliun.
Kinerja Bank Raya juga terus menunjukkan pencapaian yang positif, terlihat pada kuartal ketiga tahun 2022, Bank Raya mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 32 miliar atau kenaikan laba sebesar 101,8 persen yoy.
Penyaluran kredit digital Bank Raya juga menunjukkan pertumbuhan yaitu sebesar 147 persen (yoy) yaitu sebesar Rp 649 Miliar pada Kuartal III/2022, pertumbuhan ini sejalan dengan simpanan digital yang berhasil dibukukan sebesar Rp 437 Miliar pada Kuartal III/2022.
“Right issue kali ini akan semakin memacu semangat kami untuk fokus pada pertumbuhan bisnis digital dengan tetap memperhatikan kualitas kredit, serta perbaikan kinerja hingga akhir tahun 2022," ucapnya.
NABILA NURSHAFIRA
Baca: Garuda Right Issue November, Dirut: Tidak untuk Bayar Utang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini