Tak hanya itu, Prita Kemal Gani juga membagikan pengalaman hidupnya yang berharga, karena memiliki seorang anak bungsu dengan spektrum autisme.
"Raysha adalah permata kehidupan dan guru terbaik saya. Raysha mengajarkan pada saya bahasa komunikasi yang lebih tinggi, yaitu bahasa cinta," kata Prita yang terus aktif dalam komunitas ini.
LSPR pun mengembangkan diri dengan mendirikan London School Beyond Academy (LSBA). Anak-anak berkebutuhan khusus dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) bisa berkembang di LSBA dengan bimbingan dari tenaga-tenaga profesional. Sehingga anak-anak spesial ini akan bisa berkarya, hidup lebih mandiri, bermasyarakat, dan bahagia. 'Sebuah Website Kosong' adalah episode ke-7 dalam biografi ini, yang akan memberikan banyak manfaat untuk orang tua yang memiliki anugerah yang sama.
Berbagai tanggapan muncul menyambut hadirnya biografi ini. Salah satunya dari Linda Agum Gumelar. "Sebagai CEO dan Founder LSPR, mbak Prita berperan sebagai seorang tokoh public relations di tingkat nasional dan internasional, membuat LSPR terus melangkah maju. Semoga Mbak Prita tidak pernah berhenti dan jangan pernah lelah untuk memajukan pendidikan di Indonesia," kata Linda seperti dikutip dari siaran pers.
Angkie Yudistia, Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, salah satu yang ikut senang atas terbitnya biografi ini. "Saya yakin, dengan pengalaman dan kemampuan Ibu Prita Kemal Gani, LSPR akan semakin maju. LSPR juga menjadi kampus yang ramah bagi semua mahasiswanya, termasuk untuk penyandang disabilitas seperti saya. Tidak berlebihan kalau saya mengatakan bahwa LSPR adalah kampus yang menerapkan inklusifitas di dalam wilayah kampus," kata Angkie.
LSPR akan terus mengembangkan diri dengan perspektif global, di mana tidak ada lagi sekat antar negara. "Kami siap masuk ke ruang lingkup dunia, menjadi masyarakat dunia yang saling terhubung dalam semua aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, teknologi, maupun lingkungan," kata Prita.
Prita menyadari persaingan akan semakin ketat, dan bertekad harus berjuang untuk bisa sejajar dengan negara maju.
"Di era global persaingan akan berasal dari negara-negara lain, maka saya siapkan tim pengajar dan mahasiswa LSPR untuk giat belajar dan mengembangkan diri, dengan berkomitmen pada kearifan lokal. Nilai-nilai kebudayaan Indonesia tidak akan direduksi oleh globalisasi," lanjut Prita.
"Saya persembahkan buku ini untuk semua pembaca yang sepakat bahwa ilmu pengetahuan adalah investasi yang paling berharga," kata Prita, seperti yang tertulis di halaman awal biografi.
Penulis Asteria Elanda mengatakan proses pembuatan buku ini berlangsung selama 4 bulan, dan ia melakukan wawancara dengan Prita Kemal Gani di setiap akhir pekan dan hari libur. Berdasarkan siaran pers yang diterima menyebutkan bahwa buku bisa diakses oleh masyarakat mulai 7 Desember 2022 di toko buku Gramedia, Gramedia digital dan google book serta LSPR Plaza.
Baca Juga: Pendiri London School Raih Gelar Doktor Kehormatan dari Conventry University
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.