TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas buka suara mengenai ketersedaiaan beras dalam negeri. Dia mengatakan pemerintah belum mengambil keputusan impor, namun Bulog sudah membeli beras di luar negeri.
“Belinya sudah, impornya belum,” ujar Zulhas ketika ditemui wartawan di The Westin Hotel Jakarta, Selasa, 29 November 2022.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu mengaku belum mengetahui dari negara mana beras tersebut dibeli. Kendati begitu, dia mengatakan kementeriannya siap meneken perizinan impor jika sudah diperlukan.
Baca: Kementan Beberkan Penyebab Harga Beras Naik Meski Stok Melimpah hingga 1,8 Juta Ton
"Persetujuannya sudah untuk beli barang itu, masuknya kapan saja. Kalau memang diperlukan Bulog hari ini, besok sudah bisa," kata dia.
Zulhas berujar, persediaan beras di Bulog tidak boleh kurang dari 1,2 juta ton. Ketersediaan pasokan ini, kata dia, juga menjadi penting karena bisa berpengaruh terhadap inflasi pangan. Kondisi ini berbeda dengan komoditas lain, seperti cabai dan bawang.
“Beras kalau naik Rp 10 saja bisa berpengaruh pada inflasi hingga 3,6 persen. Kalau cabai atau bawang naik, pengaruhnya cuma 0,1 persen,” ujar politikus matahari putih tersebut.
Selanjutnya, pedagang di pasar mengeluh stok beras tiris....
Stok Beras di Pasar Mulai Tiris
Tirisnya ketersediaan pasokan beras mulai dikeluhkan para pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Ketua Koperasi PIBC Zulkifli Rasyid mengatakan pasokan beras saat normal ke PIBC mencapai 2.500 hingga 3.000 ton per hari. Namun, saat ini stoknya makin menipis hingga mengakibatkan harga beras medium terkerek.
Karena itu, pihaknya mendesak pemerintah untuk segera melakukan impor beras. “Kondisi saat ini, sudah hampir 10 hari yang lalu saya mengajukan ke Bulog untuk dipasok 500 ton saja, sekarang yang baru dikeluarkan 150 ton. Berarti permintaan kami tidak tercukupi oleh Bulog. Maka harus diambil langkah untuk impor,” ujar Zulkifli Rasyid dalam webinar Polemik Menimbang Impor Beras di Tengah Klaim Surplus, Selasa, 29 November 2022.
Dia mengatakan tren harga beras sejak Agustus hingga sekarang terus melonjak. Pada Agustus, harga beras jenis medium hanya Rp 8.300 dan paling mahal R p8.400 per kilogram. Namun, saat ini, harga beras medium sudah tembus Rp 9.200 per kilogram.
“Di luar (PIBC) saja sudah ada yang harganya Rp 12-14 ribu per kilogram. Kami sebagai pelaku pasar mempertanyakan bagaimana pemerintah mencukupi untuk menyuplai beras. Sebab, PIBC ini adalah barometer untuk seluruh Indonesia. Ketika PIBC menyebut pasokan beras kurang, itu akan otomatis mempengaruhi pasar-pasar yang lain,” tutur Zulkifli.
Tempo berupaya melakukan konfirmasi ihwal pembelian beras di luar negeri kepada Bulog. Namun pesan yang Tempo kirim kepada Kabag Humas dan Kelembagaan Bulog Tomi Wijaya belum mendapat balasan.
BISNIS
Baca juga: Dampak Harga Beras Naik: Penjualan Melambat hingga Warteg Kurang Porsi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini