TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) telah berperan penting menjadi shock absorber saat negara mengalami pandemi Covid-19. APBN menjadi jaring pengaman ketika pendapatan negara turun akibat melemahnya penerimaan pjak dan konsumsi lantaran pembatasan sosial masyarakat.
"Di pemerintah ketika penerimaan negara turun, tapi kesehatan memerlukan tambahan, perlindungan sosial memerlukan tambahan maka belanja tidak boleh turun. Kalau turun berarti pemerintah menjadi procyclical,” ucap Suahasil dalam acara Wealth Wisdom Mindfully Recovery PermataBank di The Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, pada Selasa, 29 September 2022.
Menurut dia, anggaran negara berbeda dengan anggaran dunia usaha dan keluarga. Pemerintah, kata dia, harus mengambil kebijakan fiskal untuk menggenjot konsumsi. APBN pun akhirnya menjadi katalis untuk menambah pengeluaran serta mengingkatkan kegiatan ekonomi.
Baca: Dana Pemda Mengendap di Bank Jadi Rp 278 T, Sri Mulyani: Naik Sangat Signifikan
Ketika kondisi ekonomi membaik, pemerintah harus tetap mengelola kebijakan fiskal agar konsumsi rumah tangga tetap tumbuh positif, investasi meningkat, dan laju ekspor tak terganggu. “Konsumsi pemerintahnya kita turn down.” “Kalau istilahnya kita bilang fiskal anggaran pemerintah itu harus menjadi shock absorber, ini yang kita lakukan,” kata Suahasil, mengimbuhkan.
Suahasil melanjutkan, dari pandemi Covid-19, negara belajar bahwa kondisi sosial hingga ekonomi tidak terlepas dari faktor kesehatan. Menurut dia, tiga tahun pagebluk telah menyadarkan negara bahwa aspek kesehatan menjadi bagian sangat fundamental bagi kehidupan manusia.
Selama pandemi, kata Suahasil, penyebaran virus Covid-19 sangat mempengaruhi kegiatan sosial dan ekonomi. Dari sisi sosial, aktivitas masyarakat terhenti karena pembatasan kegiatan fisik.
“Kalau kita dibilang bekerja dari rumah bahkan beribadah dari rumah, itu adalah urusan sosial musti kita tangani,” ujar dia.
Efeknya saat semua warga berada di rumah, tidak ada kegiatan ekonomi di luar. Dari kejadian tersebut, Suahasil mengatakan pemerintah tidak ingin krisis pandemi berlanjut ke krisis keuangan.
“Enggak boleh. Dan saya rasa hampir tiga tahun kita berhasil di dalam mengarungi pandemi ini,” ucap Suahasil.
Di sisi kesehatan, dia melanjutkan, pemerintah selalu mencoba menangani semaksimal mungkin agar pandemi surut. Suahasil mencontohkan, pemerintah mengupayakan vaksin saat keberadaannya belum ada, alat pelindung diri (APD), sampai meningkatkan kapasitas tempat tidur rumah sakit yang kurang.
“Pembelajarannya ke depan ini, sektor kesehatan yang sangat penting yang akan sangat fundamental untuk kita,” tutur dia. Isu sosial, ekonomi, dan kesehatan, tutur dia, menjadi tiga hal penting yang harus diperhatikan agar tidak terjadi pemburukan pada masa depan.
Baca: Kaji Bantuan Cegah Gelombang PHK, Sri Mulyani Ajak BI, OJK hingga Kemnaker Berembug
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini