"Dan ini akan menjadi legacy beban dari rezim saat ini yang harus dipikul oleh rezim yang akan datang," ucap Achmad.
Saat ini biaya pembangunan (cost overrun) proyek KCJB telah menembus hingga US$ 7,9 miliar atau Rp 118,5 triliun. Angka tersebut menggunakan asumsi kurs Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat.
Tinggi biaya operasioal kereta cepat
Dengan begitu, ia memprediksi keberlanjutan dari KCJB diperkirakan tidak akan bertahan karena biaya-biaya operasional yang harus dikeluarkan akan sangat tinggi.
Jika hal-hal yang fundamental tidak terbiayai, Achmad khawatir nasib unit KCJB akan seperti sejumlah bus Transjakarta pada era pemerintahan gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Bus itu terbengkalai dan akhirnya menjadi rongsokan.
Kekhawatiran Achmad lainnya adalah ihwal pemeliharaan infrastruktur. Ia menilai pemeliharaan KCJB berpotensi tidak ideal karena minim pendanaan. Sehingga, dikhawatirkan tak bisa berfungsi dengan benar. Dampaknya bisa terjadi kecelakaan dan menimbulkan korban jiwa.
Baca juga: 5 Kerja Sama Bilateral RI-Cina Diteken, Ada Momen Jokowi Sapa Xi Jinping 'Kakak Besar'
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini .