Permintaan energi primer global diperkirakan akan terus tumbuh dalam jangka panjang, meningkat signifikan sebesar 23 persen hingga tahun 2045. Di sisi lain energi terbarukan akan meningkat secara signifikan lebih cepat daripada sumber lainnya dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sekitar 7,1 persen hingga tahun 2045.
Selain itu, kata dia, gas alam akan menjadi bahan bakar fosil dengan pertumbuhan tercepat. Hal ini sebagian didorong oleh tingkat urbanisasi yang lebih tinggi, permintaan industri dan penggantian batubara pada pembangkit listrik dalam jangka panjang.
“Dari komoditas minyak, kami berharap minyak mempertahankan bagian terbesar dibauran energi, menyediakan hampir 29 persen dari kebutuhan global pada tahun 2045,” ucap Alkazimi.
Dari perspektif regional, Alkazimi mengatakan permintaan energi global negara-negara non-OECD mencatat peningkatan pertumbuhan sebesar 69 juta barel per hari (MBOPD). Permintaan minyak global meningkat 13 MBOPD pada 2021, dan naik menjadi 110 MBOPD pada 2045.
Permintaan minyak negara OECD menurun setelah tahun 2024, menjadi 34 MBOPD. Ini mewakili permintaan secara keseluruhan yang mencapai hampir 11 MBOPD antara tahun 2021 dan 2045.
"Pada awal-awal tahun-tahun awal periode perkiraan, pertumbuhan non-OECD ini didorong oleh Cina. Namun, pada periode selanjutnya, India akan mengambil peran utama dengan pertumbuhan permintaan di Cina yang melambat secara signifikan dan bahkan berubah menjadi marjinal," tutur Alkazimi.
Baca: SKK Migas Akui Kebutuhan Gas Bumi di Indonesia Stagnan, Berikut Datanya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini