TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengapresiasi berbagai upaya para pelaku usaha sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) untuk menurunkan emisi karbon dalam kegiatan operasionalnya. Salah satunya melalui penerapan teknologi.
"Pemerintah menghargai dan menaruh harapan besar terhadap program penurunan emisi melalui penerapan teknologi maju oleh hulu migas," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar lewat tayangan video di acara 3rd International Oil and Gas Conference 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis, 24 November 2022.
Siti menuturkan keberhasilan program tersebut akan sangat mempengaruhi pencapaian target dekarbonisasi atau net zero emission (NZE) Indonesia. “Saya sampaikan terima kasih dan apresiasi terhadap industri hulu migas yang sudah mengawal program penghijauan sebagai komitmen menuju NZE pada 2060 atau lebih cepat,” kata dia.
Baca: Transisi Energi, Menteri ESDM Sebut Investasi Proyek Migas Masih Diperlukan
Dalam Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) keenam, Siti berujar, negara-negara bersepakat membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius. Namun keinginan ini perlu didukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca global yang cepat dan berkelanjutan. Termasuk, mengurangi emisi karbon dioksida global sebesar 45 persen dan sebesar 43 persen pada 2030.
Sementara itu mengacu pada IEA22 emisi gas rumah kaca global di sektor energi, kata Siti, pada 2018 dikontribusikan 42 persen dari batu bara, 37 persen dari minyak, dan 21 persen dari gas alam. IPCC juga merekomendasikan berbagai negara untuk fokus pada pengurangan infrastruktur bahan bakar fosil yang didominasi oleh sektor listrik.
Dia mengatakan hal itu ditindaklanjuti dengan keputusan di Glasgow yang mengamanatkan negara-negara untuk beralih ke energi emisi rendah. “Sama halnya dengan kondisi global, industri migas di Indonesia, masih memiliki peran signifikan dalam menyediakan kebutuhan energi khususnya di sektor transportasi dan industri,” ucap Siti.
Supaya Indonesia dapat bergerak maju mencapai NZE 2060 atau lebih cepat, Siti berujar, industri migas dituntut merespons dengan tepat dan cepat melakukan transisi ke dekarbonisasi. "Saya juga ingin menyambut perusahaan migas yang telah mendeklarasikan atau mengambil langkah-langkah untuk didekarbonisasi pada tahun 2050 dalam menanggapi tantangan ini,” kata dia.
Sejumlah teknologi CCS dan CCUS, sebagaimana direkomendasikan oleh IPCC R6, tutur Siti, telah diterapkan. Selain itu, ada beberapa perusahaan mengubah proses bisnis untuk mencapai tranisi energi baik dari sisi teknis maupun keuangan.
“Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengajak SKK Migas dan perusahaan migas untuk membahas lebih lanjut mengenai kemungkinan memasukkan aksi mitigasi jangka pendek ke dalam NDC Kedua mendatang yang rencananya disiapkan pemerintah,” kata Siti.
Baca juga: RUU Migas Bakal Disahkan 2023, ESDM Yakin Iklim Investasi RI Membaik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini .