Kerja Sama SKK Migas dengan Tujuh Perusahaan
Renstra IOG 4.0 mengimplementasikan enam pilar strategis dan empat pilar pendukung yang diterjemahkan menjadi 25 program kerja dengan 80 target dan lebih dari 200 action plans. Kerja sama tersebut secara umum mendukung pengadopsian teknologi yang disesuaikan dengan kompetensi masing-masing perusahaan.
Kerja sama dengan Schlumberger dan Landmark Halliburton, kata Dwi, menetapkan area spesifik dalam melakukan kolaborasi untuk mencapai 1 juta BOPD dan 12 BSCFD. Ruang lingkup kerja samanya, antara lain, pengembangan sumber daya manusia, digitalisasi, serta penerapan teknologi terbaru pada kegiatan eksplorasi dan produksi.
Sedangkan MoU dengan Sucofindo memfasilitasi pemanfaatan sumber daya dan pengalaman Sucofindo dalam bidang inspeksi, pengujian, sertifikasi, konsultasi dan pelatihan untuk mendukung operasi hulu migas. MoU dengan Konsorsium Dalam Negeri PT Luas Birus Utama, PT Abdi Patra Sejati, PT Petrotech Penta Nusa, PT Anton Oilfield Services Indo bertujuan untuk mengevaluasi potensi reaktivasi sumur idle. Serta, pengembangan lapangan; optimalisasi dan peningkatan pencapaian produksi minyak dan gas.
Kerja sama itu juga untuk mendukung SKK Migas dalam mengelola kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi. Sementara itu dengan PT Solar Services Indonesia, kerja sama mencakup perpanjangan dari MoU sebelumnya. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari Solar Turbines International. Kerja sama selama lima tahun sejak 2018 diklaim telah memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
“SKK Migas dan PT Solar Service Indonesia bersepakat untuk melanjutkan kerja sama tersebut dengan terus membuka inisiatif-inisiatif baru yang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak di masa mendatang,” tutur Dwi.
Untuk MoU dengan PT Pertamina International Shipping, tujuannya adalah memanfaatkan layanan transportasi logistik via laut yang terintegrasi untuk mendukung kegiatan hulu migas. Perusahaan ini merupakan salah satu sub holding PT Pertamina (Persero). Sehingga, MoU juga bertujuan mengoptimalkan penggunaan jasa dalam negeri agar dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional.
Adapun dengan PTPN, kerja sama dilakukan untuk mengatasi kendala pengadaan lahan dalam kegiatan eksplorasi dan produksi hulu migas. Kesepahaman ini mengatur mekanisme pengadaan tanah oleh perusahaan hulu migas yang berada di lokasi milik PTPN Group, baik yang sudah berjalan saat ini maupun kegiatan baru yang akan dilakukan ke depannya.
Menurut Dwi, ini merupakan suatu inisiatif untuk melakukan kegiatan produksi yang masif dan agresif. “Kami menyambut baik hal-hal seperti ini bisa diwujudkan dalam kegiatan IOG 2022,” ucap Dwi.
Baca juga: RUU Migas Bakal Disahkan 2023, ESDM Yakin Iklim Investasi RI Membaik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini .