TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah bank mencatat sektor perbankan dan keuangan dihadapkan pada tuntutan digitalisasi. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., misalnya, mencoba mengeksplorasi potensi layanan perbankan di metaverse untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital guna menghadapi tuntutan tersebut.
Direktur Information Technology Bank Mandiri Timothy Utama mengatakan langkah ini diambil setelah melihat keberhasilan dan inovasi di industri perfilman dan gim.
“Konsep metaverse yang merupakan paralel universe dari dunia nyata. Nantinya, kami tidak hanya dapat menghadirkan layanan perbankan seperti di dunia nyata saat ini, tapi juga menghadirkan inovasi-inovasi yang belum ada atau beyond banking,” ujar Timothy melalui keterangan tertulis, dikutip Kamis, 24 November 2022.
Tak hanya soal metaverse, digitalisasi perbankan ini dihadapkan pada tantangan lain. Salah satu tantangan utama yang disampaikan Head of IT Architecture & Strategy Division Bank BNI Ari Pratiwi adalah integrasi data.
Baca juga: Nasabah Bank Mandiri Bisa Ganti Sendiri Kartu ATM di Mesin CS dengan KTP
“Kami harus tahu profile data di lokal, UMKM mana yang bisa kami tawarkan untuk dibantu dan UMKM mana yang siap untuk go global. Ini masih menjadi tantangan terbesar,” kata Ari.
Upaya menyongsong digitalisai perbankan pun dilakukan Bank BRI. AVP Head of AI BRI Andika Rahman mengatakan, saat ini, pihaknya masih melakukan penelitian untuk menyambut metaverse. Sebab sebagai bank yang masuk ke pelosok, tidak semua nasabah dapat menjangkau Internet.
“Kami sadar bahwa saat ini belum bisa semua full digital karena banyak nasabah yang berada di pelosok. Sehingga bank konvensional yakni nasabah datang ke bank tetap ada," Andika.
Meski demikian, Andika mengatakan BRI tetap menyiapkan layanan yang mengarah ke digitalisasi. Hal ini dilakukan dengan menyesuaikan perkembangan zaman.
Lebih lanjut, Co Founder dan COO Tokocrypto Teguh Kurniawan mengatakan sektor keuangan saat ini tidak bisa lari dari era digital. Termasuk, dengan adanya kripto. Dia menyebut manfaat aset kripto sangat besar bagi perekonomian nasional.
“Teknologi blockchain dengan mekanisme basis data lanjutan yang memungkinkan berbagi informasi secara transparan dalam jaringan bisnis menjadi lahan pekerjaan baru bagi masyarakat,” ujar Teguh.
Baca Juga: Bank Mandiri Catat Penyaluran KUR hingga Oktober Capai 85,9 Persen dari Target
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini