"Tantangan utama dalam digitalisasi antara lain adalah integrasi data. Kami harus tahu profil data di lokal. UMKM mana yang bisa kami tawarkan untuk dibantu dan UMKM mana yang siap untuk go global. Ini masih menjadi tantangan terbesar," kata Ari.
Hal serupa juga disampaikan Andika Rahman selaku AVP, Head of AI BRI. Ia menjelaskan, saat ini Bank BRI masih melakukan research dalam rangka menyongsong metaverse. Soalnya, kata dia, sebagai bank yang masuk ke pelosok, tidak semua nasabahnya menjangkau internet.
"Kami sadar bahwa saat ini belum bisa semua full digital karena banyak nasabah yang berada di pelosok. Sehingga bank konvensional yakni nasabah datang ke bank tetap ada," tutur Andika. Meski begitu, berbagai layanan juga sudah disiapkan yang arahnya ke digital. Tentunya era digital tetap dilakukan dengan menyesuaikan perkembangan zaman.
Teguh Kurniawan Harmanda selaku Co-Founder & COO Tokocrypto juga menuturkan sektor keuangan saat ini tidak bisa lari dari era digital. Termasuk dengan adanya kripto. Ia menyebut manfaat aset kripto sangat besar bagi perekonomian nasional.
"Teknologi blockchain dengan mekanisme basis data lanjutan yang memungkinkan berbagi informasi secara transparan dalam jaringan bisnis menjadi lahan pekerjaan baru bagi masyarakat," ucap dia.
Baca: BI Sebut Rupiah Digital Nantinya Bisa Digunakan di Metaverse
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini