Berdasarkan Neraca Gas Indonesia 2022-2030, Indonesia akan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dari lapangan migas yang ada. Dalam 10 tahun ke depan, Indonesia juga diperkirakan akan mengalami surplus gas hingga 1.715 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) yang berasal dari beberapa proyek potensial.
Produksi LNG akan digenjot
“Indonesia dapat mengoptimalkan peran LNG. Seperti yang diproyeksikan dalam Neraca LNG Indonesia, akan ada peningkatan produksi LNG pada tahun 2028,” tutur Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji.
Proyek-proyek LNG tersebut, kata dia, antara lain Masela yang akan mulai berproduksi setelah pertengahan dekade ini dan Proyek IDD yang diharapkan dapat mendukung produksi LNG Bontang. Selain itu, wilayah kerja Andaman dan Agung yang diharapkan bisa berkontribusi dalam jangka panjang.
Tutuka juga memaparkan, produksi LNG Bontang tahun 2026 diperkirakan 27,7 kargo. Pada tahun berikutnya, produksi akan meningkat menjadi 56,2 kargo. Sejak selesainya ekspor LNG jangka panjang pada tahun 2025, semua produksi LNG belum terkontrak.
“Sementara untuk produksi dari Blok Masela, diperkirakan pada tahun 2028, produksi LNG diperkirakan sekitar 149,2 kargo dan hingga tahun 2035 produksinya relatif stabil,” kata Tutuka.
Baca juga: Pastikan Industri Hulu Migas Belum Sunset, SKK Migas: Malah Sunrise
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini