Cadangan devisa tercatat turun hingga US$ 9,8 miliar pada periode tersebut. “Kami melakukan intervensi dalam jumlah yang besar, itulah kenapa cadangan devisa turun dari US$ 139,9 miliar menjadi sekitar US$ 130,1 miliar,” tutur Perry.
Cadangan devisa diupayakan tak terus turun
Ia pun memastikan BI akan terus mengupayakan agar posisi cadangan devisa Indonesia tidak kembali turun. Salah satunya adalah dengan menahan devisa hasil ekspor lebih lama di dalam negeri, melalui kebijakan devisa hasil ekspor (DHE).
“Kami akan terus memutar otak supaya (devisa) para eksportir bisa stay longer di dalam negeri dan mekanisme ini," ujar Perry. "Bu Destry terus bernegosiasi dengan para perbankan dan eksportir supaya meningkat dan mengupayakan cara lain agar cadangan devisa tidak turun."
Tak hanya itu, Perry memastikan, bank sentral juga terus berkoordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan sektor riil. Koordinasi ini dilakukan untuk menyiapkan insentif, yang itu dengan menawarkan tingkat suku bunga yang lebih menarik.
“Kami sudah diskusikan, sehingga akan bisa direalisasikan, sehingga (hasil devisa ekspor) tidak hanya masuk sebentar lalu pergi, jadi bisa lebih lama dengan mekanisme suku bunga,” kata Perry lebih jauh ketika menjelaskan apa saja yang dilakukan BI untuk menjaga rupiah tak semakin tertekan.
BISNIS
Baca juga: Rupiah Tetap Jeblok Meski BI Naikkan Suku Bunga ke Level Tertinggi dalam 6 Tahun, Kenapa?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini