Kepala Kantor Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Santiago turut memfasilitasi proses negosiasi menuju penandatanganan kontrak bisnis itu. Kepala ITPC Santiago, Indah Fajarwati, mengatakan kontrak dagang kali ini adalah contoh konkret pemanfaatan IC-CEPA bagi pelaku usaha.
ITPC, kata Indah, siap membantu para pelaku usaha Indonesia lainnya yang tertarik mengembangkan pasar ke Amerika Latin, khususnya Cile. “Kami tentu berharap akan semakin banyak pelaku usaha Indonesia yang bisa merambah pasar Amerika Latin, termasuk Cile,” kata Indah.
Produk ekspor utama ke Cile
Adapun produk ekspor utama Indonesia ke Cile pada 2022 adalah alas kaki, pupuk, kendaraan bermotor. Selain itu juga organic surface-active agents, seperti kacang locust, rumput laut, bit gula, dan tebu. Indah menilai Cile merupakan hub yang dapat menjadi pintu masuk produk Indonesia ke kawasan Amerika Latin.
Sejak penerapan IC-CEPA pada Agustus 2019, ITPC mencatat telah terjadi kenaikan ekspor produk Indonesia yang sangat signifikan ke Cile. Perusahaan Indonesia maupun Cile sudah cukup banyak memanfaatkan skema persetujuan ini.
Cile tercatat sebagai negara tujuan ekspor Indonesia ke-46 pada tahun 2022. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, selama Januari hingga September 2022, nilai ekspor Indonesia ke Cile mencapai US$ 253,99 juta, atau naik 43 persen dibandingkan periode serupa tahun lalu.
Sebaliknya, nilai impor Indonesia dari Cile sepanjang Januari hingga September 2022 sebesar US$ 179,4 juta. Dengan begitu, Indonesia telah mencatat surplus perdagangan sebesar US$ 74,59 juta dengan Cile pada periode tersebut.
Baca juga: Bank Indonesia Catat Surplus Transaksi Berjalan Naik jadi USD 4,4 Miliar
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini