Dengan demikian, boleh dibilang Vidio merupakan cucu usaha dari EMTK yang dimiliki oleh keluarga taipan Sariaatmadja. Kepemilikan saham keluarga tersebut di Emtek, per 31 Mei 2022, mencapai 22,9 persen.
Sementara itu, kepemilikan saham Emtek tidak hanya dikuasai secara mutlak oleh Keluarga Sariaatmadja. Sebab, dalam struktur kepemilikan saham perseroan, terdapat nama Anthoni Salim yang merupakan petinggi Grup Salim. Per 31 Mei 2022, kepemilikan saham Anthoni di Emtek mencapai 9 persen.
Di sisi lain, keberadaan Vidio tersebut rupanya berhasil menarik perhatian dari salah satu private equity terbesar di Asia yakni Affinity Equity Partners. Pada 1 November 2021, Vidio mendapatkan suntikan modal senilai US$150 juta dari Affinity Equity Partners.
Aksi korporasi itu membuat, kepemilikan SCMA di Vidio mengalami dilusi menjadi 83,33 persen. Hingga 31 Maret 2022, Vidio tercatat memiliki total aset Rp2,45 triliun.
Tidak berhenti di situ saja, pada tahun ini sejumlah perusahaan raksasa termasuk Grup Sinarmas dan bos Bola United turut menyuntikkan dananya ke Vidio.
Pada Juni lalu, PT Ekonomi Baru Investasi Teknologi bergabung bersama dengan Grab LA Pte. Ltd. yang merupakan grup dari Grab Inc; entitas Grup Sinarmas yakni PT DSST Video Gemilang; dan penyerta modal lainnya mengalirkan investasi senilai total US$45 juta ke Vidio.
Transaksi yang berlangsung pada 14 Juni 2022 itu kembali menggerus porsi kepemilikan SCMA di Vidio menjadi 79,37 persen. Meski begitu, SCMA tetap menjadi pemegang saham pengendali Vidio.
BISNIS
Baca: Kolaborasi Grab, Emtek dan Bukalapak Kawal Solo Jadi Smart City
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini