TEMPO.CO, Jakarta -Pedagang beras di Pasar Palmerah Jakarta Pusat, Nur Wangsa mengatakan penjualannya melambat setelah harga beras mengalami kenaikan. Dia mengatakan saat ini harga beras premium mencapai Rp 9.600 hingga Rp 10.000 per kilogram. Padahal sebelumnya hanya Rp 9.000 dan Rp 9.500.
“Stoknya aman. Tapi penjualan melambat. Yang biasanya beli 25 kilo, sekarang beli 20 kilo,” ujar Nur ketika ditemui di kiosnya, Minggu, 20 November 2022.
Nur mengatakan kenaikan harga beras selalu terjadi dari tahun ke tahun. Terutama pada musim penghujan. Namun dia memprediksi harga beras bakal kembali normal pada Februari mendatang atau ketika musim panen sudah tiba.
“Kalau Karawang panen, ya sudah (harga) balik lagi. Atau kalau enggak Karawang, ya Demak,” ujarnya.
Kenaikan harga beras medium juga telah dirasakan pengusaha warteg. Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan saat ini pengusaha warteg memilih mengurangi porsi ketimbang menaikkan harga. Sebab menurut dia, daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya.
“Tahun ini agak parah. Naiknya lumayan tinggi, dipicu harga naik BBM sama pemerintah kurang persiapan menghadapi perubahan iklim atau cuaca,” ujar Mukroni ketika dihubungi, Minggu, 20 November 2022.
Mukroni berujar, warteg dengan omzet Rp 2 hingga Rp 3 juta sehari membutuhkan beras sekitar 15 kilogram saban hari. Sedangkan warteg dengan omset Rp 5 juta membutuhkan beras 25 kilogram per hari.
“Sekarang diturunkan 30 sampai 40 persen. Kami cuma bisa mengurangi porsi di era daya rakyat yang masih belum pulih,” ujar dia.
Sebelumnya, Direktur Serealia Kementerian Pertanian Ismail Wahab menyatakan salah satu pemicu kenaikan harga beras adalah petani yang kesulitan mendapatkan pupuk. Sehingga, saat ini para petani lebih memilih menggunakan pupuk nonsubsidi yang harganya jauh lebih mahal ketimbang pupuk bersubsidi.
“Tingginya harga pupuk itu yang kemudian berimbas ke biaya produksi dan harga gabah kering naik,” ujar dia, Jumat, 18 November 2022.
Selain itu, ada faktor musiman di mana harga gabah kering dan harga beras selalu lebih tinggi pada Oktober sampai Desember ketimbang bulan-bulan lainnya. Data Kementan menunjukkan harga rata-rata beras di penggilingan mencapai Rp 10.300 per kilogram. Sedangkan, harga beras di tingkat konsumen pada September 2022 sebesar Rp 11.707 per kilogram, lalu naik pada Oktober 2022 menjadi Rp 11.858 per kilogram.
Kenaikan harga BBM beberapa bulan lalu juga turut mengerek harga beras dan gabah. Di sisi lain, kenaikan harga bahan juga menambah biaya upah pekerja tani. Kementan mencatat rata-rata biaya upah naik hingga Rp 25.000 per hari.
RIRI RAHAYU | RIANI SANUSI PUTRI
Baca Juga: Harga Beras Naik jadi Rp 10.000, Pedagang: Kalau Karawang Panen, Harga Balik Lagi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.