TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Satuan Tugas Waspada Investasi (SWI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tongam L. Tobing menyatakan pihaknya terus berkomunikasi dengan para pemberi pinjaman online atau pinjol dalam kasus kredit macet ratusan mahasiswa IPB University.
Adapun pinjaman per mahasiswa itu berkisar dari jutaan hingga belasan juta rupiah. Total nilai yang harus dibayarkan para mahasiswa itu mencapai miliaran rupiah.
Baca juga:
“Kami sedang melakukan koordinasi dengan pemberi pinjaman untuk membantu mahasiswa yang menjadi korban," ujar Tongam, Jumat, 18 November 2022. "Mudah-mudahan bisa dilakukan relaksasi atau restrukturisasi, sehingga mahasiswa dapat tetap melanjutkan kuliah."
Baca: Tips Menghindari Pinjol Ilegal, Bisa Lapor ke Sini
Ia menjelaskan, SWI telah bertemu dengan pimpinan IPB dan sejumlah mahasiswa yang menjadi korban pinjaman online. Dari hasil pertemuan itu, diperoleh informasi bahwa kasus penipuan berkedok pinjaman.
Modus penipuan yang digunakan adalah dengan meminta mahasiswa membeli barang di toko online pelaku. Jika mahasiswa tidak mempunyai uang, maka pelaku meminta mahasiswa meminjam kepada penyedia kredit secara online.
Uang hasil pinjaman tersebut masuk ke pelaku untuk membeli barang, tapi barang tidak diserahkan ke pembeli. Artinya dilakukan pembelian secara fiktif.
Pelaku pun disebutkan sempat berjanji akan membayar cicilan utang dari pemberi pinjaman tersebut, sehingga mahasiswa tertarik untuk ikut berinvestasi. Para mahasiswa juga diberi iming-iming keuntungan dengan nominal tertentu.
Dalam perkembangannya, pelaku tidak memenuhi janjinya untuk membayar cicilan utang. Walhasil, penagih utang atau debt collector kemudian melakukan penagihan kepada mahasiswa sebagai peminjam.
Bukan masalah pinjol
“Kasus ini bukan masalah pinjol, tetapi penipuan berkedok toko online dengan pembiayaan pembelian barang yang ternyata barangnya fiktif, tetapi uangnya mengalir ke pelaku,” ujar Tongam.
Terkait hal ini, IPB University dengan pinjol dan Satgas Waspada Investasi mendorong proses penegakan hukum kepada pelaku penipuan ini dan sudah berkoordinasi dengan Polresta Bogor.
“Kami akan melakukan sosialisasi investasi ilegal untuk menghindari korban lain dan menyampaikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mahasiswa yang jadi korban penipuan tersebut,” kata Tongam.
Selanjutnya: Kepala Kepolisian Resor Bogor Ajun ...