TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) memiliki posisi strategis untuk merumuskan solusi dalam mengatasi krisis global. Sebab, ekonomi negara anggota APEC mewakili lebih dari 60 persen PDB dunia dan 48 persen perdagangan global.
Airlangga mengatakan ada tiga langkah yang dapat dilakukan menteri-menteri negara APEC untuk mengatasi krisis tersebut. "Langkah pertama adalah menyelarasan kebijakan perdagangan dan teknologi," tuturnya di agenda APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM) Bangkok, Thailand, dikutip dari keterangan tertulis pada Sabtu, 18 November 2022.
Menurut dia, APEC perlu mengembangkan pendekatan kreatif, modern, dan komprehensif untuk mendukung perdagangan yang tangguh, inklusif, serta berkelanjutan. Ia menjelaskan upaya tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan inklusi dan partisipasi para pemangku kepentingan pembangunan.
Cara lainnya adalah dengan meningkatkan akses dan fasilitasi perdagangan digital berbasis teknologi serta meningkatkan daya saing kawasan melalui penguatan perdagangan berbasis multilateral yang adil, terbuka, inklusif, dan fasilitatif. Langkah kedua, Airlangga menyarankan anggota APEC untuk memperkuat ketahanan ekonomi melalui rantai pasok yang tangguh dan terintegrasi.
Menurut Ketua Umum Partai Golkar ini, pandemi telah menunjukkan kerentanan rantai suplai sehingga penting untuk memperkuat resiliensi terhadap berbagai potensi disrupsi. Karena itu, ia menilai perlu dibangun mekanisme information sharing untuk peringatan dini gangguan rantai suplai.
Baca juga: KTT APEC Thailand: Polisi Tembakkan Peluru Karet untuk Bubarkan Unjuk Rasa
Selanjutnya, APEC perlu mendorong mengurangi carbon footrpint....