NUSA DUA, BALI - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang baru saja usai tidak hanya menghasilkan deklarasi Bali yang disepakati para anggota G20. Di sela-sela penyelenggaraan G20, koalisi negara G7 plus Denmark, Norwegia, dan Irlandia Utara sepakat membantu percepatan transisi energi di Indonesia melalui program kemintraan transisi energi yang adil atau Just Energy Transition Partnership (JETP).
Melalui program ini, negara-negara G7 menyediakan dana US$ 20 miliar atau sekitar Rp 311 triliun selama 3-5 tahun ke depan untuk membiayai proyek-proyek yang mendukung penurunan emisi di dalam negeri. Direktur Asian Development Bank untuk Indonesia, Jiro Tominaga mengatakan, JETP merupakan kemenangan Indonesia dalam presidensi G20 tahun ini.
Baca Juga:
"JETP sangatlah penting dan merupakan kemenangan Indonesia dalam Presidensi G20 tahun ini," kata Jiro Tominaga dalam acara Tempo Economic Forum 2023 di Graha Sawangan, Hilton Bali Resort, Bali pada Jumat, 18 November 2022. "Transisi energi merupakan salah satu prioritas kunci dari presidensi Indonesia."
Tominaga menyebut dana US$ 20 miliar bukanlah nilai yang kecil. Bila dibandingkan dana JETP untuk Afrika Selatan yang diumumkan dalam COP 26 di Glasgow tahun lalu, kata dia, nilainya hanya sebesar US$ 8,5 milliar. "Ini merupakan kemenangan yang sangat sangat besar, mendapat dukungan untuk memobilisasi dana sebesar US$ 20 miliar," ucapnya.
Jiro Tominaga melanjutakn, JETP memiliki nilai yang sangat besar yang disepakati negara-negara maju sekaligus menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung visi Indonesia, serta roadmap menuju transisi net zero energy. Di sela pertemuan G20 di Bali pada 15 November 2022, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Indonesia Joko Widodo, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dan para pemimpin dunia lainnya telah mengumumkan peluncuran JETP di Indonesia.
JETP merupakan tonggak penting kemitraan jangka panjang yang dirancang untuk menjalankan transisi sektor energi yang ambisius dan adil di Indonesia, konsisten dengan proyeksi pencapaian batas pemanasan global 1,5 derajat celcius. JETP diharapkan mempercepat transisi energi yang lebih bersih, mengurangi kumulatif emisi gas rumah kaca lebih dari 300 megaton hingga 2030 dan pengurangan di atas 2 gigaton hingga 2060 dari proyeksi Indonesia saat ini. (*)