TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengkampanyekan kendaraan listrik pada KTT G20. Langkah itu menurut dia telah menunjukkan bahwa kendaraan listrik merupakan transportasi masa depan.
"Euforia penggunaan kendaraan listrik jangan hanya heboh dan berhenti di KTT G20," ucapnya melalui keterangan tertulis kepada Tempo pada Sabtu, 19 November 2022.
Baca: Mengalir Komentar Positif atas Presidensi G20 Indonesia: Bagus Sekali, Berhasil
Menurut Djoko, KTT G20 adalah momentum bagi pemerintah untuk semakin gencar mendorong penggunaan kendaraan listrik, terutama bus listrik sebagai sarana transportasi umum di banyak kota. Pasalnya, transportasi dengan kendaraan listrik dinilai mampu mengatasi krisis energi dan mendukung udara bersih.
Ia berharap pemerintah memperbanyak ketersediaan transportasi umum menggunakan kendaraan listrik di kota-kota lainnya. Ia menilai bantuan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga dibutuhkan untuk pengadaan bus listrik produksi dalam negeri, seperti buatan PT Inka.
Pemerintah memanfaatkan kendaraan listrik dalam berbagai agenda menjelang KTT G20 di Bali. Di antaranya, kolaborasi riset soal kendaraan antara BUMN dan perguruan tinggi, hingga tur Jakarta-Bali menggunakan bus listrik untuk menguji kemampuan kendaraan itu dalam perjalanan jarak jauh.
Tur kendaraan listrik itu melibatkan sejumlah produsen kendaraan listrik, seperti DFSK Gelora, Hyundai, Lexus atau Toyota, Nissan, Wuling, Fuso, Mitsubishi, dan Bluebird Grup. Terdapat pula dua armada bus listrik, yaitu Sinar Armada Globalindo dan Zhongtong. Total kendaraan listrik dalam tur tersebut sebanyak 13 unit. Selain mobil dan bus, ada juga sepeda motor listrik untuk perjalanan jarak pendek.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam Tempo Economic Forum menyatakan sektor pariwisata akan turut mendukung target Indonesia mencapai net zero emission atau NZE. Secara bertahap, kendaraan yang mengangkut turis di kawasan-kawasan pariwisata bakal dialihkan ke motor listrik atau mobil listrik.
Ia mengungkapkan konsep transisi energi itu telah dirembuk dalam Global Tourism Forum sebagai bagian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Kini negara-negara anggota G20 tengah menghimpun dana US$ 200 miliar untuk mendukung wisata yang berbasis keberlanjutan guna menekan dampak perubahan iklim.
Indonesia sendiri membidik US$ 6-8 miliar dari pengumpulan dana itu. Pendanaan akan digunakan untuk mengkonversikan kendaraan konvensional ke listrik serta membangun infrastruktur pariwisata hijau.
RIANI SANUSI PUTRI | FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca: Gigit Jari Pedagang Lokal di Sekitar Tempat Acara KTT G20: Pendapatan Turun, Sepi Tamu
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini