Ia menyebutkan masih ada sejumlah kompensasi lainnya. Tapi karena pertemuan itu diselimuti rasa kalut dan tak percaya, ia mengaku sampai lupa detail percakapannya. Bahkan, sampai saat ini dirinya masih bingung mencerna informasi dan kejadian yang sedang terjadi.
Selain karena mendadak, PHK juga dilakukan secara besar-besaran. Meski tidak tahu secara pasti jumlah karyawan yang terkena PHK, ia meyakini totalnya lebih dari 100 karyawan. Pemangkasan jumlah karyawan juga dilakukan di berbagai divisi yang meliputi berbagai jenjang jabatan.
Kompensasi Ruangguru cukup adil
Meski sedih dan khawatir atas PHK yang terjadi pada dirinya, ia merasa kompensasi yang diberikan oleh perusahaan cukup adil. Mengingat selama bekerja di Ruangguru, kata dia, pelayanan dan hak-hak karyawan telah menjadi salah satu poin utama.
Ia bercerita saat dirinya sakit dan membutuhkan proses operasi ginjal sebanyak dua kali, perusahaan siap sedia membantu. Begitu pun istrinya dirawat di rumah sakit lantaran terkena demam berdarah dan ketika terkena Covid-19.
"Cuman ya itu. Mendadak sekali. Sampai bingung. Ini saja saya belum pulang kerumah. Bingung mau jelasin ke istri," kata dia.
Kini ia hanya berharap dapat bekerja dan berkarya lagi. Ia optimistis akan ada kesempatan dari perusahaan lainnya yang bersedia menerima dia sebagai karyawan. Bahkan, tim dari Ruangguru juga sudah mengajaknya untuk mendiskusikan jadwal konsultasi soal pencarian pekerjaan baru untuknya.
Di sisi lain, ia juga berterima kasih pada Ruangguru atas dukungan yang diberikan kepadanya. Walau mendadak, ucapnya, ia yakin PHK adalah pilihan paling terakhir bagi perusahaan. "We did our best, and Ruangguru did it best. Hanya keadaan saja yang membuat demikian. Tetap semangat dan bahagia," ujarnya.
Baca juga: PHK di Mana-mana, Begini Aturan Pesangon dan Syaratnya bagi Karyawan Perusahaan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.