TEMPO.CO, Jakarta -Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 belum dapat dipastikan akan menghasilkan leaders communique atau komunike. Hal tersebut diamini oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers persiapan G20 di Nusa Dua Bali pada Sabtu, 12 November 2022.
Luhut mengaku tak bisa memastikan soal komunike sebagai hasil KTT G20 di Bali. Pasalnya, penyelenggaraan G20 kali ini berlangsung di tengah situasi geopolitik yang sangat kompleks. "Belum pernah ada G20 dengan situasi dunia sekompleks sekarang. Kalau nanti tidak menghasilkan leaders communique, ya sudah tidak apa-apa," kata Luhut.
Menurutnya, hal yang wajar apabila persamuhan para kepala negara anggota G20 itu tak menghasilkan komunike. Misalnya, eskalasi perang Rusia-Ukraina, krisis global setelah pandemi Covid-19, hingga ancaman krisis karena perubahan iklim.
Tetapi Luhut tetap memastikan ada banyak efek limpasan yang akan dihasilkan dari pertemuan tingkat tinggi itu. Menurutnya, dampak KTT G20 akan mengalir ke 361 titik yang nilainya jutaan dolar. Efek berentet yang ia maksud adalah kebijakan bersama untuk sektor kesehatan hingga dialog mengenai dekarbonisasi.
Luhut lebih melihat agenda internasional tersebut sebagai agenda untuk membangkitkan ekonomi Pulau Dewata. Apalagi dalam dua tahun ke belakang, ekonomi Bali ambruk karena pandemi Covid-19. "Sekarang kita berharap, ini akan mengobati luka yang dalam di Bali selama 2 tahun lalu," kata dia.
Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan KTT yang berlangsung pada 15-16 November 2022 harus berhasil. Pertemuan itu akan menghasilkan leaders communique atau komunike jika mencapai kesepakatan pada hari terakhir KTT.
"KTT G20 harus berhasil dan tidak boleh gagal," kata Jokowi saat membuka KTT G20 di Apurva, Nusa Dua, Bali, 15 November 2022.
Berbagai kekhawatiran atas tidak tercapainya kesepakatan dalam KTT G20 menguat lantaran memanasnya kondisi geopolitik global karena perang Rusia dan Ukraina. Indonesia sebagai Presidensi G20 bertugas menjembatani permasalahan itu agar mencapai hasil KTT yang diharapkan.
Namun, pemerintah tetap yakin ada komunike di Presidensi G20. Sekretaris Menko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan empat kali pertemuan Sherpa G20 telah berhasil dilalui.
“Dinamika pembahasannya cukup berkembang. Prosesnya alhamdulilah berjalan lancar,” kata Susiwijono dalam pertemuan para pemimpin redaksi media nasional di Bali, Rabu, 15 November 2022.
Mengutip siaran pers Kemenko Perekonomian, Pertemuan Sherpa G20 keempat yang sekaligus merupakan pertemuan terakhir menyongsong KTT G20 dalam Presidensi G20 Indonesia, telah dilangsungkan di Jimbaran, Bali, pada 11-14 November.
Pertemuan tersebut dibuka pada 11 November lalu oleh Co-Sherpa G20 Indonesia Edi Prio Pambudi dan dihadiri juga oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso selaku Ketua Sekretariat Gabungan Sherpa Track dan Finance Track Presidensi G20 Indonesia.
Lebih lanjut ia mengatakan Sherpa menghasilkan dokumen luar bagi KTT G20 summit atau pertemuan puncak para pemimpin dunia yang berlangsung mulai hari ini hingga besok (15-16 November 2022).