TEMPO.CO, Nusa Dua - Pemerintah resmi meluncurkan Indonesia Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform pada hari ini, Senin, 14, November 2022. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan kerangka ini sebagai upaya dan ambisi Indonesia untuk transisi energi yang adil dan terjangkau.
"Ini untuk menyoroti masalah trade off antara kebutuhan untuk terus tumbuh dan juga berkomitmen terhadap pengurangan emisi karbon di saat yang sama," ujar Sri Mulyani saat peluncuran Indonesia ETM Country Platform.
Sebelumnya sudah ada MoU yang ditandatangani Bank Pembangunan Asia atau ADB pada tahun 2021 silam. Saat itu MOU itu dijalin dengan Cirebon Electric Power (CEP), PT PLN Persero dan Otoritas Penanaman Modal Indonesia (INA).
Baca: Rilis Kajian Pengurangan Emisi Karbon di IKN, ADB: Peran Aktif Pemda Ada di Garis Depan
Adapun untuk ETM ini didorong oleh MoU untuk memulai pembahasan untuk pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap Cirebon 1 dengan kapasitas 660 megawatt (MW).
Di bawah kesepakatan ini, sebelumnya Reuters mewartakan, pembangkit listrik Cirebon 1 berkapasitas 660 megawatt di Jawa Barat akan dibiayai kembali dalam kesepakatan US$ 250 juta hingga US$ 300 juta. Syaratnya, pembangkit tersebut tidak beroperasi 10 hingga 15 tahun sebelum akhir masa manfaat 40 hingga 50 tahun.
Lebih jauh, Sri Mulyani mengatakn, ETM ini menunjukkan kesiapan Indonesia untuk mengkatalisasi sumber daya keuangan yang signifikan dan sektor energi ketersediaan yang andal dan terjangkau. Hal ini bertujuan menjaga pertumbuhan yang kuat dan komitmen terhadap isu perubahan iklim, terutama national determined contribution (NDC) yang diumumkan di Paris Agreement.
Selanjutnya: ETM Penting karena Indonesia adalah rumah bagi hampir 300 juta orang...