TEMPO.CO, Nusa Dua - Sekretaris Jenderal Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyatakan pertemuan negara-negara G20 Sherpa Track (jalur yang membahas terkait isu-isu ekonomi non-keuangan) akan menghasilkan dokumen Leaders Declaration untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Dia mengatakan masih ada waktu untuk mencapai kesepakatan sebelum KTT berlangsung pada 15 November 2022 mendatang.
"Itu tujuan utamanya. Jadi sekarang masih berproses, masih berjuang," kata Susiwijono dalam keterangannya di Nusa Dua, Ahad, 13 November 2022.
Leaders’s Declaration merupakan komitmen dari para pemimpin G20 untuk mencapai upaya bersama bersama dalam pemulihan ekonomi dan kesehatan pasca-pandemi Covid-19. Susiwijono menjelaskan pertemuan yang sudah berlangsung sejak beberapa hari lalu berjalan dinamis.
Baca: Luhut Sebut Tak Apa Jika G20 Tak Hasilkan Komunike, Ekonom: Paling Gelap Sepanjang Sejarah
Meski demikian, menurut Susiwijono, peserta berkomitmen menyesuaikan kepentingan masing-masing di tengah konstelasi geopolitik yang terjadi setelah memanasnya perang Rusia-Ukraina. Indonesia, kata Susiwijono, telah berupaya mewadahi dialog antar negara. Lobi-lobi dilakukan baik melalui jalur formal maupun informal.
Dia melanjutkan, ada dua hal penting yang perlu diketahui dari pembahasan Sherpa keempat yang digelar di Nusa Dua Bali. Pertama, semua perwakilan Sherpa hadir secara fisik di Indonesia.
Kedua, semua Sherpa memiliki komitmen di tengah dinamika dan perbedaan untuk menghasilkan kesepakatan bersama. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Presidensi G20 Indonesia 2022 sejak awal akan berbeda dari pertemuan-pertemuan G20 sebelumnya.
“Perbedaan yang paling nyata adalah di dalam semua pembahasan kita ingin forum G20 sebagai premier forum ekonomi dan keuangan betul-betul menghasilkan dokumen yang menghasilkan manfaat nyata baik itu untuk kepentingan nasional kita maupun untuk solusi dinamika tantangan ke depan,” katanya.
Selanjutnya: Sinyal tidak tercapainya kesepakatan G20 baik jalur Sherpa...