TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan tantangan ekonomi global saat ini akan berdampak bagi Indonesia pada 2023 mendatang. Karenanya, dia menyatakan, Indonesia harus terus berupaya dan memastikan pertumbuhan ekonomi domestik tetap terjaga dengan sehat, baik itu dari sisi konsumsi, investasi, maupun belanja pemerintah.
“Ini bukan berarti menjadi seperti proteksionis, tapi kita ingin memastikan sumber pertumbuhan domestik terus mendukung kemajuan ekonomi,” kata Sri Mulyani dalam 4th Indonesia Fintech Summit 2022, seperti dikutip melalui laman YouTube Bank Indonesia, Jumat, 11 November 2022.
Sri Mulyani menuturkan bahwa dalam kondisi ini, sumber pertumbuhan ekspor tidak bisa diandalkan karena akan terdampak oleh kondisi global. Di sisi lain, dia bersyukur konsumsi rumah tangga tumbuh kuat pada kuartal ketiga 2022.
"Kalau lihat tabungan masyarakat di atas Rp 2 miliar di perbankan, pertumbuhannya double digit, 10 persen. Ini di atas rata-rata pertumbuhan nasional," katanya. Ia yakin konsumsi masih akan menopang ekonomi Indonesia pada kuartal keempat tahun ini dan tahun depan.
“Itulah mengapa Indonesia akan menjaga inflasi agar kita dapat menjaga daya beli rumah tangga dan bagaimana kita akan menjaga sumber pertumbuhan investasi di dalam negeri,” ucap Menkeu.
Sebagaimana diketahui, Sri Mulyani mengingatkan, saat ini dunia tengah dihadapkan pada berbagai tantangan global yang rumit. Selain pandemi, terdapat pula ancaman dari krisis iklim dan digital teknologi. Juga, terdapat kondisi geopolitik yang belum selesai.
Ia menjelaskan terdapat banyak kebijakan yang telah berubah di sejumlah negara di dunia berdasarkan fragmentasi yang terjadi dari kondisi empat dekade yang lalu dibandingkan kondisi sekarang. Menurutnya, itu merupakan masalah global yang tidak dapat diselesaikan setiap negara sendiri-sendiri.
“Tidak ada negara, tidak peduli seberapa kuat, yang dapat menyelesaikan masalah ini sendirian," kata Sri Mulyani. "Di sisi lain, dunia menghadapi ancaman global yang mengharuskan setiap negara untuk berkolaborasi dan bekerja sama." Ia mengatakan ini seperti dua arah berlawanan yang perlu direkonsiliasi.
Oleh karena itu, Sri Mulyani juga menyampaikan apresiasi atas kemampuan Indonesia dalam memegang Presidensi G20 Indonesia di tengah kondisi sekarang. Menurutnya, “Hal ini menjadi berkah karena Indonesia benar-benar bisa menunjukan cara terbaik dan optimal dalam menjembatani situasi ini.”
DEFARA DHANYA PARAMITHA