TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia tengah berjuang mengantisipasi dampak resesi global yang akan berpengaruh terhadap stabilisasi ekonomi. Asisten Deputi Pengembangan SDM Usaha Kecil Menengah Kementerian Koperasi dan UKM, Dwi Andriani Sulistyowati, mengatakan UMKM memiliki peran penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman krisis tersebut.
"Sepanjang ekosistem UMKM kita jaga dengan kondusif, akan tetap terus bertahan dan tumbuh," ujarnya dalam acara Ngobrol @Tempo bertajuk 'Strategi UMKM Dalam Menghadapi Resesi' yang diselenggarakan oleh Tempo Media secara virtual, Jumat, 11 November 2022.
Diskusi tersebut berlangsung untuk memperingati Hari Pahlawan 10 November. Menyitir data Kementerian Koperasi dan UKM, Dwi menuturkan UMKM Indonesia kini berjumlah 64,2 juta. Angka itu didominasi oleh pelaku usaha mikro.
Namun, mayoritas pelaku usaha itu belum terhubung dengan market global. Artinya, kontribusi UMKM terhadap ekspor masih rendah, yaitu sebesar 15,7 persen. Untuk meningkatkan kontribusi UMKM ke kinerja ekspor maupun pertumbuhan ekonomi, Dwi mengatakan pemerintah terus berupaya menghadirkan ekosistem usaha UMKM yang maju.
Salah satunya melalui digitalisasi UMKM. Ia menyatakan saat ini, sudah ada 20,2 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem digital dan ditargetkan pada 2024 mendatang mencapai 30 juta.
Seiring dengan digitaliasi ini, kata dia, pemerintah berupaya mendorong UMKM untuk naik kelas dan go global dengan mengintegrasikan berbagai progran kebijakan tersebut. "Tentu ini menjadi pekerjaan kita semua. Diperlukan adanya sinergi dan kolaborasi semua pihak untuk mendukung UMKM Indonesia," ucapnya.
Adapun program-program tersebut mencakup UMKM go standar, go digital, dan go ekspor. Dia berharap target-target program itu akan terlaksana dalam dua tahun mendatang.
Disability Womenpreneur, Nicky Clara, menyatakan di tengah resesi, negara perlu mempersiapkan strategi kolaborasi. Kolaborasi, kata dia, juga harus melibatkan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian.
"Menurut saya peranan UMKM sangat besar terhadap stabilisasi ekonomi Indonesia. Dengan kolaborasi yang tercipta dan stimulus dari pemerintah serta swasta, ini dapat memperkenalkan UMKM ke kaca internasional dengan go digital," tuturnya.
Selebihnya, Nicky yakin Indonesia bisa menghadapi resesi. "Kita sudah melewati dua tahun pandemi dan kita masih bisa berjuang dengan 3C, yaitu koneksi, kreatif dan kolaborasi," ucapnya.
NABILA NURSHAFIRA
Baca juga: Ganjar Pranowo Ceramah di Masjid UGM, Sentil Soal Minyak Goreng
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.