TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mendorong tiap pemerintah daerah mengembangkan potensi cabai merah di wilayahnya. Apalagi komoditas cabai merupakan satu dari 11 komoditas strategis yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.
"Untuk itu, kami saat ini bersama kementerian dan lembaga terkait serta pemerintah daerah tengah mengebut peningkatan produktivitas dan ketersediaan 11 komoditas pangan strategis tersebut, salah satunya cabai," tutur Kepada Bapanas Arief Prasetyo Adi saat menghadiri Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Banten, dikutip melalui keterangannya pada Kamis, 10 November 2022.
Berdasarkan data Prognosa Neraca Pangan Nasional, Bapanas memperkirakan stok cabai nasional sampai akhir Desember 2022 akan surplus sebanyak 15 ribu ton. Sementara berdasarkan data Panel Harga Pangan Bapanas, harga rata-rata nasional cabai merah keriting sebesar Rp 37.338 per kilogram per 8 November 2022 atau turun 0,09 persen dibandingkan dari harga kemarin, Rp 33.710 per kilogram.
Baca: Walikota Gibran Sebut Solo Alokasikan Rp 1,6 Miliar untuk Pengendalian Inflasi
Upaya menggenjot produktivitas cabai sangat mendesak agar pemerintah bisa memastikan harga dan pasokan cabai tetap stabil. Caranya bisa melalui mengatur pola tanam, mobilisasi stok, serta teknologi memperpanjang masa simpan dengan menggunakan head pump drier dan cold storage.
Untuk pengaturan pola tanam, misalnya, pemerintah melalui pendampingan dan edukasi kepada para petani atau kelompok tani. Sedangkan untuk mobilisasi stok cabai, yang dilakukan oleh Bapanas adalah lewat fasilitasi pengiriman cabai dari daerah surplus ke daerah defisit.
Salah satunya, kata Arief, dengan mengoptimalkan fasilitasi distribusi cabai merah keriting dari Jawa Tengah ke Jambi dan Kepulauan Riau dengan kuota sekitar 10 ribu kilogram.
Sedangkan upaya mendorong produksi cabai lewat pemanfaatan teknologi dilakukan Bapanas dengan mengalokasikan bantuan sarana dan prasarana logistik pangan, seperti reefer container, air blast freezer, cold storage, dan heat pump dryer untuk sentra produksi pangan di sejumlah daerah. Dengan bantuan itu, ia berharap pemerintah daerah dapat lebih mengembangkan potensi pangan yang ada di daerahnya.
Bapanas pun mengalokasikan bantuan fasilitas logistik pangan untuk delapan provinsi yang merupakan sentra produksi pangan. Fasilitas itu bertujuan untuk memperpanjang masa simpan produk pangan termasuk diantaranya cabai, sehingga kelebihan stok saat panen dapat disimpan untuk memenuhi permintaan di luar musim panen.
Selanjutnya: "Dengan demikian stok aman dan harga terkendali..."