TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I melakukan serangkaian persiapan untuk memastikan kelancaran pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November 2022 di Bali. Direktur Utama AP I Faik Fahmi memberikan gambaran alur kedatangan kepala negara saat tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
“Ada enam pintu masuk dan keluar di Bandara I Gusti Ngurah Rai,” ujar dia dalam acara RUMPI BUMN di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, pada Senin, 7 November 2022.
Dia mengatakan pintu pertama diperuntukkan bagi delegasi atau kepala negara yang turun dari pesawat. Mereka akan dijemput dengan mobil di pintu tersebut.
Kemudian, pintu kedua adalah untuk tamu kelapa negara atau pendampingnya. Para tamu bakal melewati pintu kedua menuju VVIP. AP I juga menyiapkan pintu VIP atau pintu ketiga yang akan dilewati tamu selevel menteri.
Baca juga: KTT G20 di Bali, Ada Kebijakan PPKM dan Penyesuaian Operasional Bandara
AP I pun, Faik melanjutkan, menyediakan terminal domestik bagi delegasi dengan rute penerbangan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, menuju Bandara Ngurah Rai. Akses ini berada di pintu keempat.
“Jadi dari Cengkareng, menggunakan penerbangan domestik ke Bandara I Gusti Ngurah Rai,” tutur Faik.
Sementara itu, pintu kelima berada di terminal internasional. Terminal ini khusus delegasi diperuntukkan bagi tamu yang menjalani penerbangan langsung dari negaranya menuju ke Pulau Dewata.
“Kemudian satu pintu lagi ialah general aviation. Terminal ini yang dipakai untuk delegasi yang menggunakan private jet. Jadi ada enam pintu masuk dan keluar ke bandara Bali,” kata Faik.
Faik menjelaskan akan ada 20 kepala negara anggota G20 yang hadir. Tamu-tamu tersebut berasal dari Australia, Saudi Arabia, Korea Selatan, Jepang, Turki, Kanada, Afrika Selatan, Prancis, Britania Raya, Jerman, Cina, India, Amerika Serikat, Italia. Selain itu, hadir pula dari Argentia, Rusia, Brasil, dan Uni Eropa, dan Meksiko.
Ada pun sembilan undangan khusus adalah kepala negara bukan anggota G20 ialah Singapura, Kamboja, Spanyol, Uni Emirat Arab, Belanda, Senegal, Finlandia, Suriname dan Fiji. Plus tambahan sepuluh undangan VVIP yang meliputi Presiden Zambia, Presiden Angola, Presiden Sudan Selatan, PM Denmark, Ratu Maxima, Presiden FIFA, Presiden IOC, Atlantik Council, Elon Musk, dan Wolrd Economic Forum.
Dengan banyaknya tamu VVIP tersebut, kata Faik, AP I harus menanganinya dengan baik. Ditambah lagi dengan adanya penerbangan reguler. “Berbeda dengan G20 di Roma, seluruh delegasi kepresidenan landing melaui 3 bandara. Tapi untuk yang sekarang ini, hanya melalui satu bandara yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali,” ucap Faik.
Selain itu, AP I sudah menyiapkan simulasi pengamanan tidak hanya pada kondisi normal, tapi juga kondisi irregularities. Pengelola bandara itu telah melakukan simulasi apabila terjadi kecelakaan pesawat, pembajakan atau aktivitas terorisme, bencana alam, gempa, tsunami dan lainnya.
“Itu sudah disimulasikan dengan seluruh stakeholder yang ada jadi kesiapan kita tidak hanya dalam kondisi skenario normal tapi juga kondisi irregularities,” kata Faik.
Baca juga: Sandiaga Targetkan KTT G20 di Bali Sumbang Devisa Pariwisata USD 150 Juta
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.