3. Hary Tanoe nilai ASO rugikan masyarakat Jabodetabek
Bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo alias Hary Tanoe mengklaim kebijakan migrasi siaran TV digital merugikan masyarakat Jabodetabek. Pasalnya, masyarakat tidak lagi dapat menikmati siaran TV tanpa menggunakan set top box (STB).
"MNC Group menyadari, tindakan mematikan siaran dengan sistem analog ini sangat merugikan masyarakat Jabodetabek. Diperkirakan 60 persen masyarakat di Jabodetabek tidak bisa lagi menikmati siaran televisi secara analog, kecuali membeli set top box baru atau mengganti televisi digital atau berlangganan TV parabola," ucap Hary Tanoe di akun Instagram resminya yang terverifikasi seperti dikutip pada Jumat, 4 November 2022.
Mengenai hal ini, Hary mengklaim pernah menyampaikan usulan ke Presiden Joko Widodo alias Jokowi soal migrasi ke TV digital. Dia meminta agar kebijakan itu berjalan secara simulcast. Artinya, siaran analog dan siaran digital berjalan bersamaan sampai masyarakat siap migrasi atau ASO.
Hary menilai keputusan menghentikan siaran TV analog sama halnya dengan memaksa masyarakat membeli STB agar dapat menonton siaran digital. “Secara timing kondisi ekonomi sebagian masyarakat kita kurang baik saat ini karena terimbas pandemi covid-19,” ucap dia.
5. Hary Tanoe mengaku terpaksa hentikan siaran TV analog
MNC Group akhirnya memastikan telah mematikan siaran TV analog RCTI, MNCTV, iNews, dan GTV pada Jumat, 4 November 2022 pukul 00.00 WIB. Hal tersebut dilakukan lantaran ada permintaan dari Menko Polhukam Mahfud MD.
Hary mengatakan permintaan tetap dilaksanakan kendati saat itu belum ada surat tertulis yang diterima MNC Group perihal pencabutan izin siaran analog di wilayah Jabodetabek untuk mendukung program ASO. Sehingga, dia menilai secara hukum tidak ada kewajiban perusahaan untuk melakukan migrasi ke TV digital tersebut.