TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Era Presiden Baharuddin Jusuf Habibie, Bambang Subianto meninggal dunia sore ini. Melalui keterangan tertulis, pihak keluarga mendiang mengatakan Bambang wafat pukul 16.54 di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
"Bambang Subianto bin Ikhsan Kamil akan diisemayamkan di Jalan Kemang Dalam IX F27," melalui keterangan tertulis, Jumat, 4 November 2022.
Adapun soal informasi pemakaman disebutkan akan segera dikabarkan. Pihak keluarga menuturkan permohonan maaf apabila ada kesalahan selama beliau menjalani kehidupan.
"Dan mohon mendoakan agar beliau husnul khotimah dan dibimbing Allah azza wa jalla dalam menjalani alam-alam berikut," ucapnya.
Mendiang meninggalkan seorang istri bernama Sri Wahyuni Subianto bersama empat orang putri, yaitu Sri Saraswati, Sri Sulistiowati, Dewi Damayanti, dan Dewi Damayani.
Bambang Subianto yang lahir pada 10 Januari 1945, merupakan peraih gelar Master Keuangan Perusahaan dan Bisnis Ekonomi Universitas Katolik Leuven, Belgia pada 1981 dan mendapatkan gelar PhD Organisasi Industri pada 1984.
Pada 1988, Bambang menjadi staf Menteri Keuangan sebagai Direktur Departemen Keuangan dan Akuntansi. Tahun 1992, ia naik jabatan menjadi Direktur Jenderal di Departemen Keuangan.
Ketika menjabat sebagai Dirjen, Bambang aktif dalam mengembangkan berbagai hukum dan peraturan, termasuk hukum pasar modal pada 1995 serta hukum pengembalian selain pajak pada 1997.
Selain itu, Bambang juga merumuskan peraturan lainnya yang diperlukan oleh semua perusahaan di Indonesia yang menerapkan transparansi dengan mendaftarkan hasil audit laporan keuangan pada perwakilan pemerintah yang berwenang dan membuat laporan yang terbuka untuk masyarakat.
Pada pertengahan krisis moneter pada Januari 1998, Bambang diangkat menjadi Ketua Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA). Kemudian pada Mei 1998, Bambang menjabat sebagai Menteri Keuangan periode 1998-1999.
Setelah tidak lagi berkarir di pemerintahan, Bambang bergabung dengan Ernst and Young sebagai partner pada Juli 2000 dan pensiun pada 2005. Setelah pensiun, ia menjabat sebagai presiden komisaris PT. Star Energy Investments dan menjadi Komisaris independen pada PT. Unilever Indonesia Tbk.
RIANI SANUSI PUTRI | ANTARA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini