TEMPO.CO, Jakarta -Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencatat penyaluran kredit perbankan masih tumbuh tinggi hingga data terakhir pada September 2022. Secara tahunan pada bulan itu penyaluran kredit bank mencapai 11 persen secara tahunan, lebih tinggi dari pertumbuhan Agustus 2022 sebesar 10,62 persen.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan total penyaluran kredit perbankan pada bulan itu ditopang oleh jenis kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 12,26 persen, serta kredit debitur korporasi yang tumbuh sebesar 12,97 persen.
"Secara month to month nominal kredit perbankan naik Rp 95,45 triliun menjadi Rp 6.274,9 triliun," kata Dian saat konferensi pers bulanan OJK, Kamis, 3 November 2022.
Meski penyaluran kredit masih terus ekspansif, Dian memastikan, risiko kredit cenderung melanjutkan penurunan. Tercermin dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) net perbankan sebesar 0,77 persen, dan NPL gross sebesar 2,78 persen.
"Di sisi lain kredit restrukturisasi Covid-19 kembali mencatatakan penurunan sebesar Rp 23,81 triliun menjadi sebesar Rp 519,64 triliun dengan jumlah nasabah juga menurun menjadi 2,63 juta nasabah sebelumnya 2,75 juta nasabah," kata Dian.
Baca Juga:
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada September 2022 tercatat tumbuh 6,77 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp 7.647 triliun. Laju pertumbuhannya melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 7,77 persen, utamanya didorong oleh perlambatan deposito.
Kendati begitu, Dian menekankan, likuiditas industri perbankan pada bulan itu masih dalam level yang memadai. Rasio alat likuid dan non core deposit maupun alat likuid dengan DPK masing-masing sebesar 121,62 persen dan 27,35 persen.
Rasio itu kata Dian meningkat dari posisi Agustus 2022 yang masing-masing sebesar 118,01 persen dan 26,52 persen. Selain itu juga masih sangat jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Sementara itu, posisi devisa neto per September 2022 tercatat sebesar 1,32 persen di bawah treshold 20 persen. Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan juga meningkat menjadi 25,12 persen dari posisi Agustus 2022 yang 25,67 persen.
Baca Juga: Pendiri Agung Sedayu Jadi Investor Strategis, Primadaya Siap IPO
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.