Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Pengusaha Tekstil di Bandung: Berhenti Produksi dan Jual Mesin Jahit

image-gnews
Seorang pria mengenakan masker saat membawa barang di pasar tekstil Tanah Abang, seiring berlanjutnya wabah penyakit Covid-19 di Jakarta, Senin, 23 November 2020. Data per 23 November 2020, provinsi dengan penambahan tertinggi berada di DKI Jakarta dengan 1.064 kasus dan kumulatifnya mencapai 116.909 kasus.  REUTERS/Willy Kurniawan
Seorang pria mengenakan masker saat membawa barang di pasar tekstil Tanah Abang, seiring berlanjutnya wabah penyakit Covid-19 di Jakarta, Senin, 23 November 2020. Data per 23 November 2020, provinsi dengan penambahan tertinggi berada di DKI Jakarta dengan 1.064 kasus dan kumulatifnya mencapai 116.909 kasus. REUTERS/Willy Kurniawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Bandung (IPKB), Nandi Herdiaman menuturkan banyak pelaku usaha tekstil di Bandung yang menjual mesin jahit setelah berhenti produksi. Ia mengungkapkan para pengusaha tak kuat menghadapi persaingan dengan produk-produk impor yang kini membanjiri pasar domestik. 

Jumlah pesanan yang semakin turun membuat banyak pengusaha tekstil memutuskan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawannya. Tak sedikit pula pabrik yang tutup. 

"Banyak juga yang mencari pekerjaan menjahit, biasanya korban PHK. Beda kalau (pesanan) naik, mereka justru mencari penjahit," tuturnya kepada media dalam konferensi virtual, Rabu, 2 November 2022. 

Baca: Belum Resesi, Asosiasi Sebut Ekspor Produk Tekstil Sudah Turun 30 Persen

Adapun Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Provinsi Jabar (PPTPJB) mengungkapkan Jawa Barat sebagai pusat industri tekstil terbesar di Indonesia kini tengah mengalami badai PHK. Sejak dua pekan lalu, terjadi PHK di 14 kabupaten dan kota di Jawa Barat.

Hingga kini, tercatat jumlah karyawan yang terkena PHK di Jawa Barat mencapai 64 ribu pekerja dari 124 perusahaan. Sebanyak 18 perusahaan di antaranya terpaksa tutup dan imbasnya sekitar 9.500 karyawan kehilangan pekerjaannya.

Nandi yang juga pengurus industri kecil menengah (IKM) tekstil di Bandung,  mengungkapkan industri rumahan mayoritas tak kuat bersaing dengan produk-produk impor di pasar domestik. Musababnya, produk impor yang masuk dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan hasil produksi dalam negeri. Terlebih kini sedang banyak impor baju-baju bekas yang sedang digemari banyak konsumen. 

Tingginya harga produksi menjadi salah satu penyebab pelaku IKM tak bisa bersaing dengan para importir. Menurutnya, tak sedikit produsen IKM tekstil yang tengah memohon bantuan agar mendapatkan orderan demi bisa menggaji karyawannya. 

Biasanya, kata dia, dalam enam bulan sebelum hari raya lebaran maupun Natal, sudah banyak reseller atau penjual yang memesan stok produk-produk tekstil. Namun kini, penjual ragu-ragu karena volume pembelian terus menyusut seiring kenaikan harga bahan-bahan pokok. Ketidakpastian pertumbuhan ekonomi tahun depan juga menambah keraguan para penjual. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia berharap pengusaha IKM tekstil mendapatkan ruang lebih besar di pasar dalam negerinya sendiri. Sebab ia menilai daya beli di Indonesia masih besar ditambah inflasi yang masih relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara lainnya. "Saya yakin kalau pasar domestiknya dijaga, setidaknya 70 persen pasarnya dikuasai pasar lokal, maka IKM Indonesia akan maju," ucap Nandi.

Selain banjir produk impor di dalam negeri, badai PHK di industri tekstil terjadi akibat penurunan daya beli di negara-negara tujuan ekspor terbesar seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmadja menjelaskan pelemahan daya beli tersebut telah menurunkan produksi hingga 30 persen. 

Dampak dari situasi global itu, menurutnya, sudah mulai dirasakan para pelaku usaha tekstil sejak awal kuarter tiga 2022. Banyak pengusaha garmen mendapat permintaan dari pembeli untuk menunda pengirimannya. Jam kerja para pegawai pun akhirnya dipangkas demi menghemat keuangan perusahaan.

"Rata-rata di industri tekstil harusnya bekerja tujuh hari dalam seminggu. Tapi kini rata-rata sudah banyak sekali yang bekerja hanya 5 hari dalam seminggunya," ujar Jemmy. 

Jika dampak dari pelemahan daya beli itu tidak diantisipasi, ia memperkirakan situasi produksi di 2023 akan lebih buruk. Karena itu, ia berharap pemerintah bisa menjaga pasar dalam negeri dari produk-produk impor. Sehingga, produk ekspor Indonesia bisa dialihkan ke pasar domestik. 

RIANI SANUSI PUTRI 

Baca: Kabar 45 Ribu Buruh Tekstil Kena PHK, KSPI Sudah Dalami: Tidak Benar

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

10 jam lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

16 jam lalu

Chief Executive Officer Tesla Elon Musk masuk ke dalam mobil Tesla saat meninggalkan sebuah hotel di Beijing, China 31 Mei 2023. REUTERS/Tingshu Wang
Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

Raksasa teknologi Tesla, Google, dan Amazon melakukan PHK karyawan. Apa alasannya?


Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisatawan di Jawa Barat Tembus 391 Ribu

3 hari lalu

Pengunjung memadati pesisir pantai barat di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu, 29 April 2023. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran menyebutkan jumlah kunjungan wisatawan selama libur Lebaran yang masuk di lima objek wisata Pangandaran mencapai sekitar 50.000 pengunjung. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisatawan di Jawa Barat Tembus 391 Ribu

Destinasi yang menjadi favorit wisatawan saat libur lebaran antara lain Sariater Hotspring di Subang, Jawa Barat.


Prediksi Cuaca pada Jalur Lintas Arus Balik Lebaran dan Selama Sepekan di Jawa Barat

5 hari lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
Prediksi Cuaca pada Jalur Lintas Arus Balik Lebaran dan Selama Sepekan di Jawa Barat

Cuaca di sejumlah daerah berpotensi hujan sedang hingga sangat lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang pada skala lokal secara singkat.


Selain Jembatan Gantung Situ Gunung, Ini Rekomendasi Destinasi Wisata di Sukabumi

5 hari lalu

Curug Cikaso di Kabupaten Sukabumi. (Dok Humas Disparbud Jabar)
Selain Jembatan Gantung Situ Gunung, Ini Rekomendasi Destinasi Wisata di Sukabumi

Situ Gunung Sukabumi ramai di media sosial lantaran telah mencuri perhatian aktor Hollywood Will Smith. Berikut destinasi wisata lain di Sukabumi.


Ini Jalur Alternatif untuk Hadapi Arus Balik Lebaran 2024 di Jawa Barat

6 hari lalu

Antrean kendaraan saat macet panjang lalu lintas pemudik, wisatawan, dan pemudik lokal di turunan Cikaledong, Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 13 April 2024. Arus balik pemudik dari arah Jawa Tengah melalui jalur selatan Ciamis,Tasikmalaya, dan Garut, mulai melintas di Nagreg pada H+2 Lebaran. Pemerintah memprediksi puncak arus balik Lebaran 2024 akan berlangsung tanggal Minggu-Senin, 15-16 April 2024. TEMPO/Prima Mulia
Ini Jalur Alternatif untuk Hadapi Arus Balik Lebaran 2024 di Jawa Barat

Pemudik diharapakan memperhatikan sejumlah hal sebelum memutuskan menggunakan jalur alternatif.


Prakiraan Cuaca Destinasi Wisata Jabar Akhir Pekan, Bandung dan Bogor Berpotensi Hujan Petir

6 hari lalu

Owa Jawa berinteraksi dengan pengunjung di Bandung Zoo, Sabtu, 27 Mei 2023. (ANWAR SISWADI)
Prakiraan Cuaca Destinasi Wisata Jabar Akhir Pekan, Bandung dan Bogor Berpotensi Hujan Petir

Hujan berpotensi mengguyur sejumlah destinasi wisata di Jawa Barat pada Sabtu, 13 April 2024.


Lalu Lintas Mulai Padat, Pemudik dan Wisatawan Penuhi Kawasan Puncak

6 hari lalu

Sejumlah kendaraan melintas di tol Jagorawi saat penerapan rekayasa lalu lintas contraflow menuju jalur wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis 11 April 2024. Satlantas Polres Bogor menerapkan rekayasa lalu lintas contraflow untuk mengurai kepadatan kendaraan yang menuju jalur wisata Puncak, Bogor saat libur hari kedua Lebaran. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Lalu Lintas Mulai Padat, Pemudik dan Wisatawan Penuhi Kawasan Puncak

Antrean kendaraan mulai terjadi di kawasan wisata Puncak, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu 13 April 2024 pagi.


BMKG Peringatkan Potensi Ombak 2,5 Meter di Pantai Selatan Jawa Barat-Jawa Tengah-Yogyakarta

7 hari lalu

Ilustrasi gelombang tinggi. ANTARA
BMKG Peringatkan Potensi Ombak 2,5 Meter di Pantai Selatan Jawa Barat-Jawa Tengah-Yogyakarta

BMKG memperingatkan potensi ombak tinggi hingga 2,5 meter di Pantai Selatan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta.


Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

7 hari lalu

Pekerja menyelesaikan produksi kain sarung di Pabrik Tekstil Kawasan Industri Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 4 Januari 2019. Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun 2019 mencapai 15 miliar dollar AS atau naik 11 persen dibandingkan target pada tahun 2018. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.