TEMPO.CO, Jakarta - Vice President sekaligus Senior Analis Teknikal PT Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Alfatih memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat hari ini jika mampu melampaui level 7.100.
Sejak kemarin, Alfatih mengatakan, IHSG tercatat menguat tipis, meski masih di bawah level 7.100. Pada penutupan perdagangan Senin, 31 Oktober 2022 IHSG bertengger di level 7,098,9 atau menguat 0,61 persen dari penutupan perdangan akhir pekan lalu 7.056,04.
"Selama belum berhasil lampaui 7.100, maka konsolidasi akan berlanjut. Jika berhasil maka berpotensi penguatan keatas 7.130-7.180," kata Alfatih dikutip dari keterangan tertulis Samuel Sekuritas, Selasa, 1 November 2022.
Dia mengungkapkan sejumlah saham yang perlu dicermati pergerakannya sepanjang hari ini oleh para investor. Di antaranya saham bank-bank badan usaha milik negara (BUMN) hingga saham emiten-emiten perusahaan pertambangan.
Saham pertama yang dia sebut adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI yang kemarin harganay ditutup di level 4.670. Menurut Alfatih, harga saham BBRI kemarin itu menguat dan berpotensi terus naik hari ini.
"Harga kemarin menguat, berpotensi uji tertiggi 4.700, menuju 4.750-4.840. Batas risiko 4.640, demand area 4.590-4.500," ujar Alfatih.
Lalu saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI yang kemarin harga terakhirnya di level 10.425. Besaran level harga BMRI itu menurutnya menguat dan cenderung akan menguji level tertinggi mendekati 11.000. Adapun batas risikonya di level 10.300.
Selanjutnya saham industri pertambangan seperti BRMS yang kemarin ditutup di level 180. Harga kemarin itu kata dia menguat, namun dengan volume kecil. Jika mampu menguat dan bertahan di atas 182 maka potensi kenaikan ke 188-200 kata Alfatih berpotensi naik ke 188-200 dengan abtas risiko 176.
Saham BUMI yang terakhir ditutup di level 190 kata dia juga kemarin kembali menguat dalam kisaran konsolidasi di 175-194. Batas risiko 174.
Sedangkan PGAS yang di level 1.980 menurut Alfatih juga harganya kemarin itu kembali menguat mendekati level tertinggi sejak 2020. Kisaran penguatan 1.990-2.030, lalu 2.125 dengan batas risiko 1.930.
Terakhir adalah saham PNLF yang ditutup di level 650. Harga kemarin menurutnya rebound intraday dengan gap. Jika mampu tembus 665 potensi kenaikan 750-855-940 dengan batas risiko 625.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan PT Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.