TEMPO.CO, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) menaikan laba bersihnya hingga 55,84 persen secara year on year (yoy) pada kuartal ketiga 2022. Perusahaan otomotif dan holding itu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 23,33 triliun. Sementara pada periode yang sama tahun lalu laba bersih Astra sebesar Rp 14,97 triliun.
Baca: CEO WeLab Beberkan Alasan Bersama Anak Usaha Astra Akuisisi Bank Jasa Jakarta USD 500 Juta
Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro menilai pertumbuhan kinerja perusahaannya sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2022 cukup baik. "Terutama didukung oleh pemulihan ekonomi dan harga komoditas yang lebih tinggi," tuturnya dalam keterangan tertulis pada Senin, 31 Oktober 2022.
Adapun pendapatan Astra tumbuh 32,22 persen dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu sebesar Rp 167,4 triliun menjadi Rp 221,35 triliun. Adapun pertumbuhan itu tanpa memperhitungkan keuntungan nilai wajar atas investasi pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang mencapai Rp 22,2 triliun. Angka tersebut 49 persen lebih tinggi dibandingkan pada kuartal ketiga 2021.
Sementara laba bersih per saham (tidak termasuk keuntungan nilai wajar atas investasi Grup di GoTo) tercatat sebesar Rp 550. Ia menyebutkan bisnis alat berat adalah kontributor utama laba bersih Astra senilai Rp 9,53 triliun. Laba bersih sektor bisnis alat berat milik Astra naik 105 persen secara yoy.
Menurut Djony, peningkatan itu didorong naiknya penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batubara. Harga komoditas yang lebih tinggi, tuturnya, telah mendorong kinerja yang baik dari penjualan alat berat dan bisnis pertambangan.
Kemudian, pendapatan terbesar kedua Astra berasal dari divisi otomotif. Tercatat laba bersih divisi otomotif grup Astra meningkat 23 persen menjadi Rp6,8 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hal itu didorong oleh kenaikan penjualan mobil Astra hingga 20 persen menjadi 413.000 unit.
Sedangkan penjualan sepeda motor Astra turun 8 persen menjadi 2,7 juta unit. Menurutnya, penurunan performa penjualan PT Astra Honda Motor diakibatkan gangguan sementara atas pasokan semikonduktor.
Divisi jasa keuangan menempati posisi ketiga sumber pendapatan grup Astra. Laba bersih bisnis jasa keuangan Astra tembus Rp 4,41 triliun atau meningkat 30 persen selama kuartal ketiga 2022 ini. Kenaikan dipicu oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen.
Penyumbang pendapatan terbesar keempat grup Astra adalah sektor bisnis agribisnis. Divisi itu berkontribusi Rp Rp 969 miliar dari seluruh laba bersih perusahaan. Namun, angka tersebut sebetulnya turun 17 persen ketimbang kuartal ketiga tahun lalu. Hal itu disebabkan adanya penurunan produksi minyak kelapa sawit.
Selanjutnya, kontribusi dari divisi infrastruktur dan logistik dengan pertumbuhan 294 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021. Nilainya sebesar Rp 386 miliar. Lalu, divisi properti yang yang turun 17 persen menjadi Rp 109 miliar, dan terakhir divisi teknologi informasi yang naik 75 persen menjadi Rp 49 miliar.
Djony memperkirakan kinerja bisnis Astra pada hingga akhir tahun akan tetap baik. Namun menurutnya, akan ada tantangan terhadap prospek bisnis ke depan, yang disebabkan oleh tingkat inflasi yang lebih tinggi, kenaikan, dan juga tekanan ekonomi makro global.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
Baca: Penjualan Mobil Grup Astra September 2022 Naik 3,12 persen