TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menargetkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November mendatang akan menambah cadangan devisa dari sektor wisata sebesar US$ 100-150 juta. Angka tersebut ia perhitungkan dari kunjungan 50 ribu wisatawan mancanegara alias wisman selama agenda internasional berlangsung.
“Kami menargetkan (pengeluaran) antara US$ 2.000 sampai 2.000 per wisatawan atau per peserta konferensi,” ujar Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di Kemenparekraf, Senin, 31 Oktober 2022.
Sandiaga menginginkan kunjungan turis asing itu tak sekadar menambah kuantitas, tapi turut mendorong wisata berkualitas. Salah satunya dengan mengupayakan tingkat lama tinggal atau length of stay para wisman yang lebih panjang.
Baca juga: Bus Listrik Inka Siap Jadi Kendaraan Operasional KTT G20
Kemudian, spending money atau tingkat pengeluaran wisatawan puh diharapkan lebih besar dari target. Jika target tersebut tercapai, Sandiaga memastikan dampak ekonomi KTT G20 dapat menopang devisa pariwisata yang masuk ke Indonesia sepanjang 2022.
Apalagi, tahun ini menjadi tahun awal pembukaan pariwisata untuk wisatawan mancanegara seusai pandemi Covid-19. “Jadi secara kontribusi mungkin 20 sampai 25 persen dari devisa pariwisata yang bisa kita dapatkan,” ujar Sandiaga.
Adapun KTT G20 di kawasan Nusa Dua, Bali, akan digelar pada 15 hingga 16 November 2022. KTT merupakan acara puncak dari rangkaian pertemuan di bawah Presidensi G20 Indonesia. Dalam konferensi ini, para pemimpin negara anggota G20 dan sejumlah negara undangan akan bertemu untuk membahas berbagai isu. Salah satu isu yang dirembuk adalah mengenai penanganan pelemahan ekonomi dan kesetaraan akses kesehatan—sebagaimana yang diajukan Indonesia.
RIRI RAHAYU | BISNIS
Baca juga: Jelang G20, Luhut: Pasti Ada Banyak Orang yang Minta Tolong ke Jokowi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.