TEMPO.CO, Jakarta -Vice President PT Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Alfatih memperkirakan Indeks Harga Sahan Gabungan atau IHSG masih mampu bertahan di level atas 7.000 hari ini.
Menurut Alfatih yang juga Senior Analis Teknikal Samuel Sekuritas, sejak kemarin IHSG masih konsolidasi di level 7.050-7.100 yang pernah menjadi level kritis. Namun, selama angka indeks mampu bertahan di atas 7010, dia menganggap IHSG mampu bergerak menguat hari ini.
"Maka masih berpotensi menguat ke atas 7.130-7.180. Demand area di 6.980-6.900," kata Alfatih melalui keterangan tertulis, Kamis, 27 Oktober 2022.
Alfatih mengatakan beberapa saham yang perlu dicermati pergerakannya oleh para investor hari ini diantaranya saham ASII yang kemarin ditutup di level 6.575. Menurutnya, harga kemarin itu gagal bertahan diatas batas risiko.
"Kemungkinan cenderung melemah ke arah 6.500-6.350. Supply area di 6.600, lalu 6.800-6.850," ujarnya.
Selanjutnya adalah saham BBNI yang kemarin ditutup di level 9.225. Harga kemarin itu, kata Alfatih, kembali mengalami tekanan ketika mendekati area tertinggi sejak 2017. Dengan demikian, tekanan diperkirakannya mendorong harga ke 9.050-8.775.
Adapun saham BBRI yang kemarin ditutup di level 4.530 tertekan menutupi gap yang terjadi sehari sebelumnya. Selama bertahan di atas 4.500, Alfatih menilai, maka masih berpotensi menguat ke 4.640-4.700, lalu ke level 4.750. Demand area di level 4.420-4.340.
Saham BUMI kemarin ditutup di level 188. Harga dalam dua hari terakhir masih tertahan di 194. Kemungkinan menurutnya akan konsolidasi dan cenderung naik di kisaran 199-215. Batas risiko 175.
HMSP yang kemarin di level 1.005, harganya menurut Alfatih masih menguat dengan volume besar. Kemungkinan, kata dia, akan melanjutkan kenaikan ke arah 1.060-1.090. Area supply lain di 1 030 dengan batas risiko 990.
"PNLF terakhir di level 680. Harga kemarin terkoreksi, kemungkinan hingga area demand 630-580. Supply area 710," ujarnya.
Baca Juga: IHSG Turun Tipis Hari Ini jadi 7.043,94, Saham GOTO Paling Aktif Diperdagangkan