Senada dengan Luhut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia perlu berfokus mempercepat transisi energi dengan mengoptimalkan bauran energi baru terbarukan atau EBT. “Namun, transisi energi harus terjangkau dan dapat diakses oleh semua orang,” tutur dia.
Menurut Airlangga, Indonesia memiliki target net zero emission (NZE) atau nol emisi karbon pada 2060—bahkan lebih cepat. Dia berharap masyarakat mendukung komitmen tersebut agar target itu tidak meleset.
“Kami menyatakan lebih ambisius untuk pengurangan emisi dalam peningkatan terbaru yang diajukan NDC Indonesia, 31,89 persen melalui usaha kita sendiri dan 42,2 persen dengan dukungan atau bantuan internasional,” kata Airlangga.
Sejalan dengan transisi energi bersih di Indonesia, kata dia, industri harus percaya pada penelitian dan pengembangan serta akuisisi teknologi dan investasi. Sehingga, Indonesia dapat mengurangi gas rumah kaca dan menghindari kelaparan parah dan anomali cuaca di dunia.
Airlangga menyadari transisi energi memiliki tantangan dari sisi ekonomi karena tingginya kebutuhan investasi. Dengan demikian, transisi energi ini selain untuk mengurangi intensitas karbon, juga dapat menguntungkan bagi rumah tangga.
“Untuk mendukung tujuan tersebut, pemerintah telah menyiapkan beberapa skema termasuk di bidang carbon pricing and carbon trading,” ucap dia.
Baca juga: Tony Blair Sebut RI Bisa Jadi Negara dengan Perekonomian Terbesar Keempat
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.