Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BI Naikkan Suku Bunga Acuan 4,75 Persen Per Oktober 2022, Apa Dampaknya?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Bank Indonesia (BI) mengakui, tingkat inflasi pada tahun 2022 akan berada di atas batas atas kisaran sasaran BI yang sebesar 4 persen year on year (yoy). TEMPO/Tony Hartawan
Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Bank Indonesia (BI) mengakui, tingkat inflasi pada tahun 2022 akan berada di atas batas atas kisaran sasaran BI yang sebesar 4 persen year on year (yoy). TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen pada Oktober 2022. Jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak Maret 2020. September lalu BI juga menaikkan suku bunga acuan di angka 4,25 persen. Lalu, apa pengaruh naiknya suku bunga?

Kebijakan BI menaikkan suku bunga acuan jelang akhir tahun sudah diprediksi ekonom Pieter Abdullah Redjalam. Keputusan BI tersebut, menurut Pieter, didorong keagresifan bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve atau The Fed. The Fed diperkirakan menaikkan suku hingga 150 basis poin di akhir 2022. Dia menilai kebijakan hawkish itu perlu diimbangi dengan kenaikan suku bunga acuan BI yang memadai. Bila tidak, kondisi ini akan mendorong hengkangnya arus modal asing dan rupiah jadi loyo.

Pieter menilai selisih antara suku bunga acuan BI dan The Fed sudah sangat sempit. Jika makin sempit, situasi tersebut dianggap tidak akan cukup menutup risiko yang ada. Sehingga investor memilih keluar. Hal ini dapat mempengaruhi jatuhnya instrumen keuangan, seperti harga Surat Berharga Negara (SBN) dan harga saham lainnya. Jika dibiarkan, akan berdampak negatif bagi kondisi keuangan lembaga-lembaga keuangan karena adanya kewajiban mark to market.

Karena itu, kata Pieter, kenaikan suku bunga justru diharapkan bisa meredam lonjakan inflasi. Selain itu, kebijakan tersebut diyakini bisa mengurangi likuiditas perekonomian dan permintaan. “Dengan membatasi permintaan, inflasi bisa ditahan,” ujar dia kepada Tempo, Ahad, 16 Oktober 2022.

Setali tiga uang dengan Pieter, menurut Peneliti dari for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda, kebijakan BI menaikkan suku bunga acuan merupakan salah satu langkah menekan inflasi. “Jadi perlu kebijakan moneter dan fiskal untuk menahan laju inflasi, salah satunya melalui kenaikan suku bunga acuan,” kata Nailul saat dihubungi pada Rabu, 24 Agustus 2022 lalu. Pasalnya, dengan suku bunga yang meningkat, permintaan barang dari masyarakat cukup tertahan. Sehingga dapat menekan inflasi dari sisi permintaan.

Kendati begitu, di sisi lain, kata Nailul, kenaikan suku bunga akan menurunkan kredit, baik kredit produktif dan non produktif (konsumtif). Akibatnya, pertumbuhan ekonomi bisa relatif melambat. Hal ini dapat menimbulkan fenomena meningkatnya jumlah pengangguran dalam jangka pendek. “Jadi memang ada minusnya, dan positifnya bisa menahan inflasi agar tidak meningkat secara signifikan,” katanya.

Sejauh ini, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, BI mencatat pertumbuhan kredit di perbankan masih sangat tinggi meskipun pada September 2022 suku bunga acuan telah dinaikkan sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen. Pertumbuhan kredit pada September 2022 tercatat sebesar 11 persen secara tahunan. Persentase ini lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya, yakni 10,66 persen. "Demikian juga untuk pertumbuhan pembiayaan oleh perbankan syariah sebesar 19,0 persen dan kredit UMKM 17,13 persen yang ditopang segmen mikro," ungkap Perry saat konferensi pers secara virtual, Kamis, 20 Oktober 2022.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, di sisi lain sejumlah pengusaha mengaku mulai merasa terbebani setelah suku bunga acuan BI naik 50 basis poin. Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan, awalnya pengusaha mendukung kenaikan suku bunga untuk menjaga stabilisasi rupiah serta menahan inflasi yang terus naik. Namun kini, kenaikan 50 basis poin itu dirasa terlalu tinggi lantaran dibarengi dengan tekanan terhadap perekonomian global.

“Repotnya kebijakan moneter yang secara marathon menaikkan suku bunga acuan dari Agustus sebesar 25 basis poin, dilanjutkan September 50 basis poin, kembali dinaikkan 50 basis poin lagi,” kata Ajib kepada Tempo, Sabtu, 22 Oktober 2022.

Anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kebijakan Moneter dan Jasa Keuangan ini menganggap kebijakan BI yang terus menerus menaikkan suku bunga acuan justru bakal mengurangi likuiditas yang beredar di masyarakat. Selain itu, kebijakan BI berpotensi memberikan sentimen negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. “Pengusaha akan membuat penyesuaian-penyesuaian proyeksi sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Risiko kebijakan ini akan terjadi pelambatan ekonomi,” ujar Ajib.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Suku Bunga Dasar Kredit Mulai Naik, tapi Belum Imbangi Bunga Acuan BI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

1 jam lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.


Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

1 jam lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.


Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ke tiga kiri) bersama Senior Deputi BI Destry Damayanti (ketiga kanan) dan jajaran Deputi BI (kiri-kanan) Aida S. Budiman, Doni Primanto Joewono, Juda Agung dan Filianingsih Hendarta saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023. Suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) naik menjadi 6 persen. Tempo/Tony Hartawan
Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.


IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 jam lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG ambruk 2,15% ke posisi 7.130,27. Selang 12 menit setelah dibuka, IHSG berhasil memangkas koreksinya sedikit menjadi anjlok 2,06% menjadi 7.136,796. TEMPO/Tony Hartawan
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

7 jam lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.


Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

7 jam lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.


Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

8 jam lalu

Alipay Wallet. REUTERS
Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.


Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

11 jam lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.


Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

15 jam lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.


Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

22 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.