TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra menceritakan kondisi terkini keuangan perusahaan setelah perseroan lolos dari penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Ia mengatakan ekuitas perusahaan yang semula minus, kini berangsur-angsur membaik.
Perbaikan terjadi pasca-restrukturisasi masif, terutama yang menyangkut utang sewa pesawat. "Mengingat secara nilai klaim yang diajukan oleh PKPU sekitar 70 persen utang perseroan merupakan utang sewa pesawat kepada lessor," ujarnya dalam pemaparan publik secara virtual pada Kamis, 20 Oktober 2022.
Sebelumnya sejak 2020, perseroan mengalami dampak yang signifikan karena pandemi. Hingga 2021, ekuitas perseroan negatif US$ 5,3 miliar. Namun pada Juni 2022, posisi ekuitas membaik menjadi minus US$ 1,5 miliar.
Baca juga: Terkini Bisnis: Jokowi Cek Smelter PT Timah, Garuda Indonesia Paparkan Kinerja
Mulai September 2021, menurut Irfan, sebenarnya perusahaan sudah mampu memperkecil gap antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan. Apalagi, perseroan terus berfokus meningkatkan pendapatan penumpang, kargo, dan lainnya. Perusahaan juga menerima sejumlah relaksasi oleh pemerintah.
Kondisi keuangan pun membaik seiring dengan implementasi efesiensi biaya yang dilakukan emiten berkode saham GIAA itu. Seiring dengan itu, perusahaan melakukan efisiensi dari sisi internal, seperti merampingkan jumlah karyawan dengan menawarkan opsi pensiun dini.
Kemudian pada Juni 2022, perseroan mencatatkan laba bersih US$ 3,86 miliar. Keberhasilan itu, ucap Irfan, disebabkan adanya pendapatan restrukturisasi utang yang disetujuinya oleh perjanjian perdamaian dalam proses PKPU."Jadi adalah laba bersih yang disebabkan oleh berkurangnya utang perseroan," ucap Irfan.
Ia menekankan pencatatan dan audit telah mengikuti standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Pembukuan sudah diaudit oleh auditor independen, yakni PwC. "Juga mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku di akuntansi dan ini sifatnya non cash," katanya. Di tengah proses restrukturisasi keuangan dan efisiensi beban operasional, Irfan mengungkapkan Garuda mengklaim kinerja perusahaan berjalan baik.
RIANI SANUSI PUTRI
Baca juga: Dirut Garuda Indonesia Ungkap Masalah Fundamental yang Membebani Perusahaan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini