TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia turun pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November terperosok US$ 2,64 atau 3,1 persen menjadi US$ 82,82 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember turun US$ 1,59 dolar atau 1,7 persen. Harga minyak Brent ditutup di level US$ 90,03 per barel di London ICE Futures Exchange.
Melorotnya harga minyak terjadi di tengah ekspektasi pasokan bahan bakar Amerika yang lebih tinggi disertai dengan perlambatan ekonomi di negara tersebut. Selain itu, permintaan bahan bakar Cina pun melemah.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak Lebih dari 3 Persen
Bloomberg, seperti ditulis Antara, melaporkan pemerintahan Joe Biden sedang berencana mengeluarkan 10-15 juta barel stok minyak untuk cadangan darurat. Upaya ini dilakukan untuk menjaga harga bensin agar tidak melambuh lebih jauh.
Di sisi lain, Cina yang merupakan importir minyak mentah utama dunia, menunda waktu rilis indikator ekonomi. Kondisi ini menunjukkan bahwa permintaan bahan bakar terus tertekan secara signifikan di wilayah tersebut.
"Ini bukan pertanda baik ketika Cina memutuskan untuk tidak mempublikasikan angka ekonomi," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York, seperti dikutip Reuters.
Analis CMC Markets, Tina Teng, mengatakan kepatuhan Cina terhadap kebijakan pengendalian Covid-19 menambah ketidakpastian terhadap pertumbuhan ekonomi negara itu. "Juga membebani harga. Ini adalah kekhawatiran bahwa ekonomi global yang melambat akan mengganggu permintaan energi," katanya.
ANTARA
Baca juga: Menengok Penyebab Harga Minyak Dunia Melambung, Diprediksi Tembus USD 100
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sin