TEMPO.CO, Jakarta - CEO dan Co-Founder Blibli Kusumo Martanto mengungkapkan alasan perusahaannya percaya diri untuk tetap melantai di Bursa Efek Indonesia atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia meskipun kondisi perekonomian tengah dihadapi ancaman resesi global pada 2023 dan tekanan inflasi yang tinggi hingga saat ini.
Kusumo menjelaskan, ini tak lain karena konsistensi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus terjaga di level atas 5 persen. Selain itu berbagai indikator ekonomi seperti indeks keyakinan konsumen yang masih tinggi serta Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur yang masih terus ekspansif.
"Kita beruntung di Indonesia. Bisa dilihat dari data yang ada di seluruh dunia, Indonesia masih negara yang paling baik dari sisi pertumbuhan ekonomi," kata Kusumo saat konferensi pers di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2022.
Paling sederhana melihat bagaimana masih kuatnya perekonomian Indonesia saat ini, kata Kusumo adalah masih sangat macetnya jalan-jalanan di Indonesia, khususnya di Ibu Kota. Dengan catatan itu, maka menurutnya perekonomian di Indonesia masih terus bergerak dan konsumsi Indonesia masih tinggi.
"Artinya aktivitas ekonomi itu terus berputar. Jadi kita melihat bahwa Indonesia ini masih sangat-sangat bagus. Apakah akan ada dampakndari inflasi yang luar biasa di luar negeri atau segala macam yang ada di berita, kita akan terus memintor secara closely, tapi kita tetap optimistis," ujar dia.
Di sisi lain, dia mengatakan, Bursa Efek Indonesia juga merupakan salah satu bursa di dunia yang masih mampu mencatatkan pertumbuhan indeks dalam satu tahun terakhir. Berdasarkan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam satu tahun terakhir memang masih tumbuh 2,68 persen secara tahunan menjadi 6.834,49 per hari ini dari level 19 Oktober 2021 di level 6.656.
"Jadi secara makro kita melihat hal-hal yang ada di Indonesia masih mendukung yang membuat kami memutuskan terus melangkah maju dan masuk ke bursa," ujar dia.
Di sisi lain, berdasarkan kajian pihak ketiga, kata dia, potensi pasar ekonomi digital di Indonesia masih sangat kuat. Pada 2020, angka nilai pasar yang dapat diraup dari pasar ini menurutnya masih mencapai US$ 257 miliar dan pada 2025 menjadi US$ 436 miliar.
Di sektor e-commerce Blibli, kata dia, telah menjadi pemimpin dengan menguasai US$ 150 miliar angka pasar yang dapat di raup di sektor itu. Sementara itu, di pasar travel dan lifstyle telah dikuasai Tiket.com, sebagai perusahaan yang telah diakuisisi Blibli, dengan angka US$ 41 miliar, dan di sektor grosir atau ritel oleh Ranch Market sebesar US$ 245 miliar.
Jadi sudah melengkapi strategi omnichannel kami karena kebutuhan groceries bisa tiap hari. Dari semua kategori itu saat ini kita bisa memenuhi hampir 90 persen dari konsumsi masyarakat Indonesia dan ini sudah secara terintegrasi," tuturnya.
Sebelumnya, Entitas Grup Djarum ini, PT Global Digital Niaga Tbk. atau Blibli, telah mengumumkan akan melakukan paparan publik penawaran saham perdana atau IPO pada Selasa 18 Oktober 2022.
Direksi Global Digital Niaga mengundang dalam acara konferensi pers paparan publik penawaran umum saham perdana PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) pada Selasa 18 Oktober 2022, pukul 14.00 WIB, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.
IPO Blibli menjadi pembicaraan publik karena jumlah emisinya yang besar, yakni maksimal Rp8,17 triliun. Blibli juga merupakan entitas Grup Djarum, milik orang terkaya di Indonesia, keluarga Hartono.
Dalam prospektus, PT Global Digital Niaga Tbk. atau Blibli bakal menerbitkan sebanyak-banyaknya 17,77 miliar saham dengan nilai nominal Rp250 per saham dalam IPO. Jumlah itu setara dengan 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum saham perdana.
Saham perdana Blibli dibanderol dengan rentang Rp410 hingga Rp460 per saham. Dengan demikian, Blibli berpotensi menggalang dana Rp7,28 triliun hingga Rp8,17 triliun dari IPO.
Berikut Jadwal IPO Blibli:
Masa Penawaran Awal : 17-24 Oktober 2022
Efektif : 28 Oktober 2022
Masa Penawaran Umum : 1-3 November 2022
Tanggal Penjatahan : 3 November 2022
Distribusi Saham Elektronik : 4 November 2022
Tanggan pencatatan saham di BEI : 7 November 2022
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek ialah PT BCA Sekuritas (terafiliasi) dan PT BRI Danareksa Sekuritas. Penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Baca Juga: Blibli IPO Hari Ini, Komisaris Utama Martin Hartono Jelaskan Alasannya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini