TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mencatat produksi minyak mencapai 613 ribu barel minyak per hari (BOPD) pada triwulan ketiga 2022. Sedangkan lifting minyak 610 BOPD.
“Sementara itu untuk salur gas mencapai 5.353 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan total lifting migas mencapai kurang lebih 1,562 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) atau sekitar 89,8 persen dari target di tahun 2022,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto dalam konferensi pers kinerja SKK Migas kuartal III 2022, Senin, 17 Oktober 2022.
Dwi juga mengatakan tingginya harga minyak dunia disebut berdampak positif bagi negara. Dwi mengatakan hingga triwulan 2022, penerimaan negara sudah mencapai US$ 13,95 miliar atau sekitar Rp 202 triliun. Angka tersebut setara dengan 140 persen dari target APBN 2022 dan sekitar 83 persen dari target APBN perubahan 2022.
Baca juga: Menengok Penyebab Harga Minyak Dunia Melambung, Diprediksi Tembus USD 100
“Di tengah ancaman resesi ekonomi dan inflasi tinggi yang selalu diingatkan oleh Bapak Presiden, penerimaan negara dari sektor hulu migas yang optimal adalah bentuk nyata kontribusi industri ini dalam mendukung pembangunan nasional,” kata Dwi.
Lebih lanjut ihwal kinerja utama hulu migas pada aspek reverse replacement ratio (RRR), SKK Migas memaparkan telah tercapai 97,5 persen dari target sampai triwulan ketiga. Sedangkan hingga awal Oktober 2022, kata Dwi, dengan tambahan persetujuan plan of development (POD), target itu sudah melampaui 100 persen.
Dwi pun memprediksi hingga akhir 2022, capaian RRR akan mencapai sekitar 186 persen dari target. “Sehingga selama lima tahun berturut-turut SKK Migas akan mencapai target RRR diatas 100 persen dan berkontribusi dalam menopang upaya peningkatan produksi migas di masa yang akan datang,” kata dia.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok di Level Terendah Sejak Januari, Apa Penyebabnya?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini