TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan kendaraan listrik atau electric vehicle atau EV dapat menghemat subsidi bahan bakar minyak (BBM). Pada 2022, pemerintah telah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi BBM sebesar tiga kali lipat dari Rp1 52,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun
"Dengan masyarakat pindah dari kendaraan bermesin BBM ke kendaraan listrik, kita bisa menghemat subsidi pemerintah BBM," ujar Pahala di Bali, Senin, 17 Oktober 2022.
Pahala menuturkan pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia penting. Sebab, kendaraan listrik akan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap BBM. Dengan demikian, Indonesia bisa mengurangi impor BBM serta subsidinya.
Baca juga: Kemenkeu Bakal Atur Pengadaan Kendaraan Listrik untuk Kendaraan Dinas Pemerintah
Dia pun mengklaim semua pihak kan diuntungkan jika Indonesia bisa membangun ekosistem kendaraan listrik. Adapun Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendukung upaya percepatan transisi kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik dimulai dari sepeda motor.
Kebijakan ini sejalan dengan target dua juta sepeda motor listrik di Indonesia pada 2025. Menurut Budi Karya, ada tiga hal utama yang harus diperhatikan untuk meningkatkan ekosistem kendaraan listrik. Di antaranya, meningkatkan kualitas produksi baterai, memperbanyak stasiun pengisian atau tempat penggantian baterai yang bisa didapatkan dengan mudah, hingga meningkatkan kualitas mesin dari kendaraan listrik.
Budi Karya berpendapat, pemerintah telah mendorong percepatan penggunaan kendaraan tersebut melalui regulasi. Perguruan tinggi juga mendukung melalui penelitian dan pelaku industri memproduksi kendaraan listrik dengan harga yang lebih ekonomis dan dengan kualitas yang baik.
ANTARA
Baca juga: Hyundai Buka Pabrik Kendaraan Listrik Baru Rp 85 Triliun di Amerika Serikat
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini