TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyelesaikan pertemuan tahunan dengan IMF, bank dunia, dan G20 di Washinton D.C., Amerika Serikat. Di hari terakhirnya, dia memulai dengan breakfast meeting yang membahas mengenai peningkatan capital adequacy dari bank dunia dan bank-bank pembangunan lainnya.
Tujuannya, kata Sri Mulyani, agar bank-bank pembangunan mampu membantu negara-negara berkembang, negara miskin yang sekarang dalam situasi sangat sulit menghadapi krisis. “Krisis pangan, krisis energi dan juga untuk membangun negaranya sesuai dengan komitmen untuk penurunan energi green growth,” cuit dia di akun Instragam @smindrawati, Ahad, 16 Oktober 2022.
Sri Mulyani membahas rating agency standard and poor bersama dengan President Asian Development Bank (ADB) dari masing-masing kawasan. Pertemuan membahas perekonomian Indonesia terbaru dalam menghadapi situasi dinamika global dan juga program-program ADB yang ada di Indonesia.
Baca: Ketemu Bos Google, Sri Mulyani: Industri Kreatif Menjanjikan, YouTuber Bermunculan
“Siang hari ini saya ada dua acara untuk berpartisipasi membahas strategi sumber daya manusia dan yang terakhir adalah acara yang menarik dilakukan oleh Financial Time dengan Citibank di mana saya menjadi pembicara,” ucap Sri Mulyani.
Pertemuan itu dimulai pada Senin-Ahad, 10-16 Oktober 2022. Sri Mulyani hadir di acara tersebut bersama dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Sebelumnya, bendahara negara juga bertemu dengan Vice President of Global Government Affairs and Public Policy Google Karan Bathia. Momen persamuhan itu juga diunggah di Instagram pribadinya, @smindrawati.
“Diskusi singkat saya dengan Karan Bathia, Vice President of Global Government Affairs and Public Policy dari Google pada 14 Oktober 2022 berlangsung menarik,” tulis Sri Mulyani di akun Instagram-nya.
Dalam unggahannya, Sri Mulyani menjelaskan Indonesia mempunyai banyak perusahaan kecil dan menengah, tapi tingkat literasi digital dan familiarisasinya masih rendah. Karena itu, infrastruktur untuk digitalisasi perlu ditingkatkan.
Apalagi, kata dia, kini banyak pekerjaan yang berkaitan dengan konten digital. “Lihat banyaknya bermunculan para YouTuber dan content creator. Creative industri kini sangat menjanjikan,” kata Sri Mulyani.
Dia menilai pemerintah harus memikirkan tidak hanya membangun infrastruktur digital, tapi meningkatkan kemampuan masyarakat (SDM) dalam memanfaatkan teknologi digital. Itu sebabnya, kata dia, Indonesia fokus berinvetasi untuk infrastruktur digital, terutama di remote, area agar meningkatkan konektivitas.
Menurut Sri Mulyani, Google telah turut berperan dan bekerja sama dengan Indonesia. Di antaranya melalui pembangunan jaringan kabel, lalu program peningkatan kapasitas dengan membangun program digital service certificate untuk peningkatan skill—program yang baru akan diluncurkan tahun ini, tapi sudah melibatkan sekitar 20 ribu orang.
“Serta program academy educreator yang mengajarkan bagaimana YouTube digunakan untuk pendidikan. Program ini menarik banyak peminat dari Indonesia dan dapat lebih dikembangkan untuk reskilling bagi masyarakat Indonesia,” ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan Indonesia memiliki dana pendidikan yang bisa diarahkan untuk mengembangkan kemampuan ekononi kreatif. “Tentu dengan melibatkan pula pemerintah daerah dan pihak swasta,” kata Menteri Keuangan itu.
Baca: Pertemuan Menkeu dan Bank Sentral, Sri Mulyani: G20 Perlu Hasilkan Aksi Konkret
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini