TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan berbagai negara berkembang dan kurang berkembang akan menghadapi ancaman badai ekonomi. Badai ini terjadi karena kenaikan biaya energi dan krisis pangan pada 2023.
"Badai ini yang pasti sangat kuat. Negara berkembang dan kurang berkembang ada di situasi yang sangat serius, situasi yang sulit," ujar Sri Mulyani di Washington saat wawancara dengan Bloomberg seperti dikutip dari Bisnis, Rabu, 12 Okotber 2022.
Kesulitan ekonomi itu, kata Sri Mulyani, akan dibarengi dengan penguatan indeks dolar, kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral, serta inflasi yang melambung. Bank Setral Amerika Serikat, Federal Reserve, ucap Sri Mulyani, sangat agresif melakukan pengetatan moneter.
Kebijakan ini menimbulkan konsekuensinya bagi negara berkembang lantaran akan membuat mereka sulit untuk menerbitkan surat utang. Sri Mulyani melanjutkan, sekitar 15 negara berkembang mencatatkan surat utang pemerintah berdenominasi dolar dengan harga lebih dari 1.000 basis poin lebih tinggi dari US Treasuries.
Baca juga: Terkini Bisnis: IMF Yakin Terhadap Prospek Perekonomian RI, Sri Mulyani Soroti Masalah Pupuk
Bagi berbagai negara di dunia, ancaman makin meningkat karena ada kemungkinan kelangkaan pupuk. Kondisi ini juga mendorong kelangkaan makanan dalam enam bulan ke depan menjelang musim dingin. Musim dingin mendorong harga energi kembali melejit.
Di balik tantangan-tantangan ekonomi global, Sri Mulyani menekankan pentingnya Presidensi G20 Indonesia yang tetap melibatkan Rusia. Mengeluarkan satu negara, kata dia, akan berisiko pada fragmentasi dari ekonomi global yang dapat meningkatkan kesulitan dalam memecahkan masalah, seperti perubahan iklim.
Kemudian, meningkatkan inklusi keuangan atau mencapai kesepakatan penghapusan utang bagi negara miskin. “Aset sebenarnya dan nilai sebenarnya dari G20 adalah, terlepas dari apa yang terjadi hari ini, dunia akan membutuhkan kerja sama semacam ini, dan forum ekonomi perdana seperti G20 ini layak untuk dilanjutkan, dipertahankan, dan dilestarikan,” kata Sri Mulyani.
BISNIS
Baca juga: Terpopuler: Sri Mulyani Bilang Dunia Tak Baik-baik Saja, Ancaman PHK Massal
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini