TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan bahwa perekonomian dunia pada 2023 mendatang akan mengalami kegelapan atau resesi ekonomi global.
Presiden Jokowi meminta masyarakat berhati-hati mulai saat ini. Dia menyatakan tahun 2023 diprediksi akan menjadi tahun gelap akibat krisis ekonomi, pangan, hingga energi akibat pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia-Ukraina.
Jokowi mengaku mendapatkan prediksi itu setelah mengobrol dengan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), International Monetary Fund (IMF), hingga Kepala negara G7.
"Beliau-beliau menyampaikan 'Presiden Jokowi, tahun ini kita akan sangat sulit', terus kemudian seperti apa? 'Tahun depan akan gelap. Ini bukan indonesia, ini dunia, hati-hati," ujar Jokowi saat membuka Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat, 5 Agustus 2022.
Menurut penuturannya, kondisi ini akan mengancam pemulihan ekonomi Indonesia sehingga masyarakat dan semua pihak dihimbau untuk mempersiapkan disi sehingga tekanan yang dihadapi bisa diantisipasi sedini mungkin. Namun, tidak sedikit orang yang masih awam dan asing dengan istilah resesi global.
Baca: Presiden Jokowi Sampaikan 2023 Bakal Jadi Tahun Gelap untuk Semua Negara
Resesi Ekonomi Global
Melansir sikapiuangmu.ojk.go.id, secara sederhana, resesi ekonomi merupakan kondisi perekonomian suatu negara memburuk ditandai dengan Produk Domestik Bruto (PDB) berada di titik negatif, pengangguran meningkat, atau pertumbuhan ekonomi rill bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut. Pada dasarnya, resesi dapat terjadi apabila indikator makroekonomi berkurang selama periode waktu yang signifikan.
IMF menjadi lembaga penting yang menentukan resesi global terjadi di dunia. Resesi ekonomi yang baru-baru ini terjadi adalah pada 2020, ketika pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. IMF mendeklarasikan secara global adanya resesi ekonomi yang disebut the Great Lockdown. Resesi ekonomi pada 2020 menjadi resesi terburuk sejak The Great Depression (1929-1939). Hal ini karena pandemi menghambat aktivitas dan mobilitas manusia yang berimbas bagi roda ekonomi macet.
Ketika resesi global berlangsung, keadaan negara-negara maju menghadapi kontraksi yang dalam. Sementara resesi ekonomi memberikan dampak perekonomian bagi negara-negara berkembang kelak melamban seketika. Perdagangan saham pun mengalami penurunan dengan cepat.
Dampak resesi ekonomi sangat signifikan bagi masyarakat yang berujung lemahnya daya beli dan perlambatan ekonomi. Berikut adalah tiga dampak resesi ekonomi:
- Perlambatan ekonomi akan membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya sehingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan sering terjadi bahkan beberapa perusahaan mungkin menutup dan tidak lagi beroperasi.
- Kinerja instrumen investasi akan mengalami penurunan sehingga investor cenderung menempatkan dananya pada bentuk investasi yang aman.
- Ekonomi yang semakin sulit pasti berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat karena mereka akan lebih selektif menggunakan uangnya dengan fokus pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga: Buruh Minta Pemerintah Stop Narasi Ancaman Resesi Global 2023
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.