TEMPO.CO, Jakarta - PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) bersama pemerintah dan pemangku kepentingan telah memperhitungkan kebutuhan dana untuk mempensiundinikan (early retirement) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.
Pada pelaksanaan program pensiun dini PLTU, khususnya milik PLN, PT SMI berperan sebagai platform negara menjalankan mekanisme transisi energi atau Energy Transition Mechanism (ETM) dalam aspek pengelolaan kerangka pendanaan dan pembiayaan transisi energi di Indonesia.
Direktur Pembiayaan dan Investasi PT SMI Sylvi J. Gani mengatakan, berdasarkan diskusi yang dilakukan selama ini bersama Kementerian ESDM dan pemangku kepentingan lainnya, kebutuhan dana untuk pensiun dini PLTU dengan kapasitas 1 giga watt sebesar US$ 400-450 juta.
"Sepanjang yang saya tahu, jumlah angka yang sudah kita diskusikan selama ini 1 giga watt pensiun dini kita membutuhkan sebanyak US$ 400-450 juta, angkanya sekitar itu," kata Sylvi di acara Indonesia Sustaibale Energy Week di Jakarta, Senin, 10 Oktober 2022.
Baca: PLN Ungkap Jenis PLTU yang Akan Kena Pensiun Dini
Sylvi berpendapat angka estimasi belum angka pasti dan masih bergerak dinamis. Sebab, dia mengatakan, besaran kebutuhan dana untuk mempensiundinikan PLTU itu tergantung nilai PLTU itunya sendiri.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Deputi Direktur for Electric Business Services Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Gigih Udi Utomo belum mau mengungkap besaran dana yang dibutuhkan untuk mempensiun dinikan PLTU.
"Saat ini kita belum bisa mengungkapkan angkanya, saya belum bisa sepakat dengan angka yang disebutkan tadi," ujar Gigih.
Senada, Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika, Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) /Bappenas, Rachmat Mardiana juga mengaku belum mengetahui angka pasti kebutuhan dana mempensiunkan dini PLTU milik PLN itu.
"Kami juga belum memastikan berapa nilai-nilainya seperti yang tadi disampaikan ibu dari PT SMI tadi," ujar dia.
Sementara itu, Executive Vice President Pembangkitan dan Eenergi Baru dan Terbarukan PT PLN (Persero) Herry Nugraha mengatakan, secara umum besaran pendanaan yang dibutuhkan PLN untuk pensiun dini itu, termasuk untuk pengembangan dan operasi sistem pembangkitan tersebar (distributed generation) maupun Carbon Capture, Utilizaton, and Storage (CCUS) adalah sebesar US$ 700 miliar khsus untuk PLTU milik PLN saja.
"Untuk financing tadi dari presentasi saya tapi ini konteksnya termasuk generation transmision dan distribusi expansion serta CCUS tadi itu mencapai US$ 700 billion untuk semua PLN," ucapnya.
Baca: ESDM Sebut RI Tak Akan Bangun PLTU Baru Kecuali Proyek Strategis Nasional
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini