TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak melonjak lebih dari 3 persen pada perdagangan Rabu pagi, 5 Oktober 2022, waktu Indonesia Barat. Harga minyak dunia naik di tengah ekspektasi penurunan besar produksi minyak mentah dari kelompok produsen OPEC+.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November meningkat US$ 2,89 atau hampir 3,5 persen. Harga minyak WTI menjadi US$ 86,52 per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember bertambah US$ 2,94 atau 3,3 persen. Harga minyak ditutup di US$ 91,8 per barel di London ICE Futures Exchange.
Penguatan harga minyak terjadi karena dolar Amerika melemah. Adapun sebelumnya pada Senin, 3 Oktober, WTI dan Brent masing-masing melonjak 5,2 persen dan 4,4 persen.
Reli dua hari terjadi karena para pedagang bertaruh bahwa OPEC+ akan mempertimbangkan pengurangan produksi besar-besaran. Langkah itu bakal menekan pasokan di pasar minyak yang menurut para eksekutif dan analis perusahaan energi sudah ketat karena permintaan yang sehat, kurangnya investasi dan masalah pasokan.
"Kami memperkirakan pemotongan substansial akan dilakukan, yang tidak hanya akan membantu memperketat fundamental fisik, tetapi mengirimkan sinyal penting ke pasar," kata Fitch Solutions dalam sebuah catatan seperti dikutip Reuters.
Menteri perminyakan Kuwait mengatakan OPEC+ akan membuat keputusan yang tepat untuk menjamin pasokan energi dan untuk melayani kepentingan produsen dan konsumen. OPEC+ telah meningkatkan produksi tahun ini setelah rekor pemotongan diterapkan pada 2020 ketika pandemi memangkas permintaan. Pada awal September, aliansi minyak mengumumkan pengurangan produksi 100 ribu barel per hari untuk Oktober guna meningkatkan harga.
ANTARA
Baca juga: Cerita Arcandra Tahar Soal Alur Pembentukan Harga BBM, Produksi Seperti Membuat Rendang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini