TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menjelaskan cara mengantisipasi dampak resesi terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dia mengatakan jika dunia mengalami resesi maka permintaan terhadap UMKM akan turun. Tak hanya itu, sebagian bahan baku yang masih impor juga terganggu.
“Cuma memang UMKM kita ekspornya masih rendah. Masih 15 persen. Jadi lebih di dalam negeri,” ujar Teten ketika ditemui di SMESCO Indonesia, Senin, 3 Oktober 2022.
Akan tetapi, selama daya masyarakat masih terjaga dan masih ada program jaminan sosial, Teten optimistis permintaan terharap produk-produk UMKM cukup baik. Dia menyebut yang dibutuhkan saat ini adalah masih kuatnya daya beli dari pasar dalam negeri.
“Sekarang kalau misalnya banyak orang kehilangan pekerjaan, program jaminan sosial ya itu untuk memperkuat belanja atau konsumsi rumah tangga,” kata dia.
Teten menuturkan pemerintah juga mengawal penerapan 40 persen wajib belanja produk lokal. Akses pelaku usaha, termasuk nelayan kecil mendapatkan solar bersubsidi juga perlu diperhatikan.
Pemerintah, kata dia, akan menyiapkan restrukturisasi pinjaman, jika UMKM membutuhkan. Arus kas UMKM dapat terganggu jika pinjaman bermasalah. “Baik suplai ataupun demand akan terganggu. Ini juga harus kita siapkan, termasuk yang belum unbankable harus kita siapkan,” kata Teten.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini