TEMPO.CO, Jakarta - Claudia Kolonas, pendiri sekaligus CEO Pluang bukan sosok yang asing di industri keuangan non-bank di Indonesia. Ia terpilih oleh Tempo.co menjadi pebisnis muda inspiratif dari kategori industri keuangan.
Anak dari pendiri Celebes Capital itu sudah dikenal sebagai sosok manajer investasi handal hingga berhasil mendirikan bisnis sendiri demi membuka peluang investasi seluas-luasnya bagi masyarakat Tanah Air.
Master of Business Administration di Harvard Business School, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, ini membangun Pluang dengan penuh rintangan. Tekadnya bulat membuka akses investasi yang mudah dan murah di dalam negeri setelah menyaksikan kenyataan sekitar 10 persen orang yang terkaya di dunia menguasai 90 persen saham perusahaan yang terhimpun dalam indeks S&P500.
Di Indonesia, jumlah orang yang berinvestasi di pasar saham jauh lebih rendah. Dalam riset Claudia dan Richard Chua -- kini menjadi suaminya, jumlahnya kurang dari 0,2 persen total populasi di Indonesia saat itu, sekitar 250 juta. Itu pun dengan biaya mahal dan aset investasi yang lebih terbatas.
Dari fakta itu, wanita keliharan Februari 1989 membangun perusahaan rintisan berbasis teknologi di Jakarta. Bersama dengan Richard–kini menjadi suaminya–yang memiliki latar belakang sebagai konsultan dalam pertumbuhan bisnis teknologi digital seperti YouTube, Google Cloud, dan Google Pay, keduanya akhirnya mendirikan perusahaan rintisan financial technology bernama Pluang pada Agustus 2019.
Pluang adalah rebranding dari EmasDigi (2018). Produknya adalah platform aplikasi investasi multiaset: emas, reksa dana, aset kripto, US Equities Index, dan US Stock CFD.
Langkahnya tak langsung menemukan jalan mulus. Ketika mendirikan Pluang pada 2019, dia mengaku kesulitan mencari ahli teknologi informasi atau programmer di dalam negeri. Waktu itu, perkembangan bisnis digital sedang menanjak sehingga permintaan akan programmer sangat tinggi. Di sisi lain, ketersediaan sumber daya manusianya masih minim.
"Awalnya, untuk kami benar-benar bisa menemukan sejumlah engineer yang cukup dengan budget yang sangat limited sangat berat," kata Claudia. Tapi ia tak kehilangan. Agar bisnis yang dirintisnya memiliki tim teknologi dan informasi yang mumpuni, ia menggencarkan pelatihan bagi pegawai yang sudah bergabung.
Tak selesai di situ, Claudia juga harus menghadapi tantangan lain. Literasi finansial di Indonesia yang masih tergolong rendah, di bawah 40 persen. Ini menyebabkan produk perusahaannya tak dilirik oleh konsumen dalam negeri.
Selanjutnya: Pluang menggelar sejumlah program edukasi untuk genjot literasi keuangan masyarakat.