TEMPO.CO, Jakarta - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum atau SPBU di KM 6,5 P. Natadirja Kota Bengkulu menutup sementara pelayanan pembelian Bahan Bakar Minyak atau BBM subsidi jenis solar.
"Kami memilih tutup sementara layanan pengisian BBM bersubsidi jenis solar," kata Manajer SPBU KM 6,5 Kota Bengkulu Surya Darmawan, Sabtu, 1 Oktober 2022.
Ia mengatakan bahwa penutupan kembali layanan pengisian BBM bersubsidi tersebut akibat adanya konflik antara petugas SPBU dengan sopir mobil truk.
Sebab, berdasarkan aturan bahwa mobil truk pengangkut hasil pertambangan dan perusahaan perkebunan tidak diperbolehkan mengisi BBM bersubsidi.
Namun para sopir truk beralasan kalau kendaraannya mengangkut pasir dan batu untuk kebutuhan perorangan dengan membawa surat keterangan dari Dinas Perhubungan Kota Bengkulu yang menyebutkan bahwa mobil tersebut tidak mengangkut hasil pertambangan dan perkebunan.
Meskipun demikian, pihaknya tidak berani memberikan solar, karena batuan dan pasir itu termasuk dalam galian C.
Serta dalam surat keterangan dari Dinas Perhubungan Kota Bengkulu yang dibawa, menerangkan bahwa surat tersebut dapat dipergunakan untuk pengisian solar. "Kami sudah konfirmasi, surat ini sekedar menjelaskan peruntukan mobil itu kegunaannya apa dan mereka beralasan bahwa surat itu bukan surat pengantar untuk pengisian BBM," ujarnya.
Selain itu, para sopir truk juga sempat melakukan pengancaman kepada petugas SPBU yang tidak mau mengisi BBM dengan akan parkirkan kendaraan nya di sekitar SPBU. "Kami sampaikan bagus-bagus oleh teman-teman di SPBU kalau belum bisa dan kita tawarkan isi 10 liter, tapi mereka tidak mau dan minta diisi penuh," sebutnya.
Oleh karena itu, pihaknya untuk sementara tidak melayani pengisian BBM subsidi jenis solar agar tidak terjadi kegaduhan.
Di sisi lain, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Regional Sumbagsel Tjahyo Nikho Indrawan membenarkan bahwa SPBU KM 6,5 untuk sementara tidak melayani pembelian BBM jenis solar.
"Memang benar SPBU KM 6,5 tidak melayani pembelian BBM solar dikarenakan banyak supir truk batu bara yang nakal," kata dia.
Baca Juga: Viral Beli Pertalite Pakai Kartu Debit Kena Admin Rp 5.000, Ini Tanggapan Pertamina
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.